Mazmur 78:25

"Manusia makan roti pahlawan; Ia memberikan mereka cukup makanan."

Ayat ini, Mazmur 78:25, merupakan bagian dari perikop yang menceritakan tentang perbuatan ajaib Tuhan bagi bangsa Israel di padang gurun. Sang pemazmur, Asaf, mengajak generasi yang lebih muda untuk mendengarkan dan memahami bagaimana Tuhan telah bertindak secara luar biasa bagi leluhur mereka. Bagian ini secara spesifik merujuk pada peristiwa pemberian manna di padang gurun, makanan surgawi yang disediakan Tuhan secara ajaib untuk menopang umat-Nya ketika mereka kehabisan bekal.

Istilah "roti pahlawan" atau dalam beberapa terjemahan "roti surga" (heavenly bread) atau "makanan orang kuat" (food of angels) memberikan gambaran tentang kualitas dan asal makanan ini. Ini bukanlah makanan biasa yang dihasilkan dari usaha manusia melalui bercocok tanam atau beternak. Sebaliknya, ini adalah pemberian langsung dari Tuhan, sesuatu yang sangat berharga, bergizi, dan menopang kehidupan. Kata "pahlawan" atau "malaikat" menyiratkan keagungan dan sifat ilahi dari makanan tersebut. Ini adalah makanan yang layak bagi makhluk surgawi atau kekuatan ilahi, namun kini diberikan kepada manusia, sebuah tanda kasih dan pemeliharaan Tuhan yang luar biasa.

Kisah manna sendiri sangat kaya akan makna. Ketika bangsa Israel bersungut-sungut karena kelaparan di padang gurun setelah keluar dari Mesir, Tuhan mendengar keluhan mereka. Musa dan Harun diperintahkan untuk menyampaikan bahwa Tuhan akan menurunkan hujan gandum dari langit. Setiap pagi, kecuali hari Sabat, umat Israel akan keluar dan mengumpulkan manna yang tersebar di permukaan tanah seperti embun beku. Manna ini memiliki rasa seperti kue madu dan bisa diolah menjadi berbagai macam makanan, seperti roti atau bubur. Tuhan memberikan manna dalam jumlah yang cukup, bahkan ada kelebihan bagi mereka yang mengumpulkannya lebih banyak, meskipun tidak ada kekurangan bagi yang mengumpulkan sedikit. Ini mengajarkan prinsip keadilan dan kecukupan ilahi.

Pemberian manna ini adalah bukti nyata dari pemeliharaan Tuhan yang berkelanjutan. Ia tidak hanya membebaskan mereka dari perbudakan, tetapi juga memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka terpenuhi di tengah kondisi yang paling sulit sekalipun. Mazmur 78:25 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah sumber segala kebaikan dan pemeliharaan. Ketika kita merasa sendiri, lemah, atau kekurangan, kita dapat mengingat bahwa Tuhan mampu menyediakan apa yang kita butuhkan, seringkali dengan cara yang tidak terduga.

Lebih dari sekadar pemenuhan kebutuhan fisik, kisah manna ini juga seringkali ditafsirkan secara rohani. Dalam Perjanjian Baru, Yesus Kristus menyebut diri-Nya sebagai "roti kehidupan" (Yohanes 6:35), menegaskan bahwa Dia adalah sumber kehidupan sejati yang memberi makan jiwa. Sama seperti manna yang menopang bangsa Israel secara fisik di padang gurun, Kristus memberi makan rohani kita melalui firman-Nya, Roh Kudus, dan persekutuan dengan-Nya. Mengingat "roti pahlawan" yang diberikan Tuhan di masa lalu, kita diundang untuk mempercayai dan mengandalkan pemeliharaan-Nya dalam segala aspek kehidupan kita, baik jasmani maupun rohani.

Renungan akan Mazmur 78:25 membawa kita pada kesadaran akan kesetiaan Tuhan. Ia tidak pernah meninggalkan umat-Nya, bahkan di saat-saat paling genting. Pemberian manna adalah pengingat abadi akan kuasa dan kasih-Nya yang tak terbatas.