Mazmur 78:3

"Apa yang telah kita dengar dan yang kita ketahui, dan yang diceritakan oleh nenek moyang kita kepada kita, semuanya itu tidak akan kita sembunyikan dari anak-anak mereka; kita akan menceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN, dan kekuatan-Nya, dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah OLEH-NYA dilakukan."

Ilustrasi simbolik buku terbuka dengan cahaya terang memancar dari dalamnya, melambangkan penyampaian pengetahuan dan sejarah.

Ayat ini dari Mazmur 78, sebuah mazmur pengajaran yang berfokus pada pentingnya mewariskan kisah dan perbuatan Allah kepada generasi mendatang. Kalimat pembuka, "Apa yang telah kita dengar dan yang kita ketahui, dan yang diceritakan oleh nenek moyang kita kepada kita," menekankan kontinuitas kesaksian. Ini bukan hanya tentang fakta sejarah, tetapi tentang pengalaman iman yang telah diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Nenek moyang memiliki tanggung jawab untuk tidak menyembunyikan warisan rohani mereka, melainkan secara aktif membagikannya.

Inti dari tugas ini adalah "menceritakan kepada angkatan yang kemudian puji-pujian kepada TUHAN, dan kekuatan-Nya, dan perbuatan-perbuatan ajaib yang telah OLEH-NYA dilakukan." Ini adalah seruan untuk kesaksian yang hidup dan penuh sukacita. Puji-pujian bukan sekadar ungkapan formal, melainkan respons hati yang tulus terhadap kebaikan dan kebesaran Allah. Kekuatan-Nya yang ditunjukkan dalam sejarah umat-Nya adalah bukti nyata dari kuasa-Nya yang tak tertandingi. Perbuatan-perbuatan ajaib-Nya adalah pengingat akan campur tangan-Nya yang luar biasa dalam kehidupan manusia dan sejarah dunia.

Mengapa penyampaian ini begitu penting? Generasi baru seringkali rentan terhadap kelupaan. Tanpa narasi yang kuat tentang siapa Allah itu dan apa yang telah OLEH-NYA lakukan, mereka dapat dengan mudah tersesat, mengikuti jalan yang salah, atau melupakan sumber kekuatan dan pengharapan sejati mereka. Mazmur 78 secara keseluruhan melukiskan gambaran menyedihkan tentang bangsa Israel yang berulang kali melupakan Allah meskipun telah menyaksikan banyak tanda dan mukjizat. Ayat 3 ini berfungsi sebagai penangkal terhadap kelupaan tersebut.

Dalam konteks modern, pesan ini tetap relevan. Sebagai individu dan sebagai komunitas, kita dipanggil untuk menjadi penjaga kesaksian iman. Ini bisa berarti berbagi cerita tentang bagaimana Allah telah bekerja dalam hidup kita, baik dalam suka maupun duka. Ini bisa berarti mengajar anak-anak kita tentang kisah-kisah Alkitab dan prinsip-prinsip kebenaran-Nya. Ini juga bisa berarti secara aktif menjaga dan melestarikan sejarah gereja atau gerakan rohani yang telah membawa dampak positif. Tujuan utamanya adalah agar generasi penerus tidak hanya mengetahui tentang Allah, tetapi juga mengenal-Nya, mengasihi-Nya, dan memiliki dasar yang kokoh untuk iman mereka.

Perbuatan ajaib Allah tidak terbatas pada masa lalu. Dia terus bekerja dengan cara-cara yang menakjubkan dalam kehidupan kita saat ini. Dengan menceritakan kisah-kisah ini, kita tidak hanya menghormati generasi yang lalu, tetapi juga menabur benih harapan dan iman bagi mereka yang akan datang. Ini adalah siklus positif yang memperkuat iman dan menjaga hubungan kita dengan Allah tetap hidup dan relevan melintasi waktu. Jadikan setiap kesempatan untuk menjadi pembawa kabar baik, menceritakan kebaikan Allah, dan menginspirasi generasi yang akan datang.