Mazmur 78:53

Ia menuntun mereka dengan aman, sehingga mereka tidak takut, tetapi laut menelan musuh-musuh mereka.

Ilustrasi: Keamanan di tengah lautan

Mazmur 78:53 mengukir gambaran kekuatan ilahi yang luar biasa, sebuah narasi tentang bagaimana Tuhan memimpin umat-Nya keluar dari belenggu perbudakan Mesir dan menuntun mereka menuju tanah perjanjian. Ayat ini bukan sekadar catatan sejarah, melainkan sebuah janji dan pengingat abadi tentang kesetiaan Tuhan dan kuasa-Nya yang melindungi. Kata "menuntun" di sini mengandung makna bimbingan yang aktif dan penuh kasih. Tuhan tidak hanya membiarkan umat-Nya berjalan sendiri, tetapi Ia secara aktif mengarahkan langkah mereka, memastikan keselamatan dan ketenangan di tengah ketidakpastian.

Pengalaman bangsa Israel di Laut Merah adalah momen puncak dari pembebasan ini. Di satu sisi, mereka dihadapkan pada lautan yang luas dan musuh yang mengejar di belakang. Ketakutan tentu menyelimuti hati mereka. Namun, di sinilah janji Tuhan terwujud. Ia membelah laut, menciptakan jalan yang aman bagi umat-Nya untuk menyeberang. Keamanan ini begitu nyata sehingga mereka "tidak takut". Ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang dibangun melalui pengalaman iman. Mereka melihat langsung bagaimana Tuhan bertindak untuk menyelamatkan mereka.

Dan di sisi lain, "laut menelan musuh-musuh mereka". Kata-kata ini menggambarkan penghakiman Tuhan atas penindas. Bagi umat yang dibebaskan, pemandangan musuh yang dihancurkan adalah konfirmasi dari kemenangan dan perlindungan ilahi. Ini bukan tentang kebengisan semata, tetapi tentang keadilan Tuhan yang tegak. Kekuatan yang mengancam mereka kini menjadi alat kehancuran bagi para penindas. Hal ini menegaskan bahwa Tuhan berpihak pada mereka yang tertindas dan membela mereka yang lemah.

Bagi kita di masa kini, Mazmur 78:53 tetap relevan. Kehidupan seringkali diibaratkan sebagai sebuah perjalanan, terkadang penuh dengan badai dan tantangan yang terasa seperti lautan yang mengancam. Mungkin kita menghadapi kesulitan pribadi, keraguan, atau bahkan musuh-musuh yang tak terlihat yang mencoba menjatuhkan kita. Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan yang sama yang menuntun Israel di Laut Merah, juga hadir untuk menuntun kita.

Kepercayaan kepada Tuhan berarti mengakui bahwa Dia memiliki rencana dan kuasa untuk membawa kita melalui setiap kesulitan. Ketika kita merasa tidak aman, ketika tantangan terasa begitu besar, kita diingatkan untuk tidak takut. Tuhan berjanji untuk menuntun kita dengan aman. Ini bukan berarti tidak akan ada kesulitan, tetapi bahwa dalam kesulitan itu, kita tidak akan ditinggalkan sendirian. Kehadiran-Nya menjadi jangkar kita, dan kuasa-Nya menjadi perisai kita.

Memahami ayat ini juga mengajarkan kita tentang sifat kebaikan dan keadilan Tuhan. Ia tidak hanya ingin kita selamat dari bahaya, tetapi juga melihat penindasan diakhiri. Kisah ini mendorong kita untuk menaruh iman pada Tuhan, bukan pada kekuatan atau kemampuan diri sendiri semata. Dengan iman, kita bisa menghadapi "lautan" kehidupan, mengetahui bahwa Tuhan adalah penuntun kita yang setia, yang akan membawa kita kepada ketenangan dan kemenangan.