Mazmur 78:61

"Dan menyerahkan keagungan-Nya ke tangan musuh, dan kekayaan-Nya ke tangan lawan."

Mazmur 78:61, sebuah ayat yang mungkin terdengar getir saat dibaca, sebenarnya menyimpan pelajaran mendalam tentang kedaulatan Allah dan konsekuensi dari ketidaksetiaan umat-Nya. Ayat ini menceritakan momen ketika Bangsa Israel, melalui ketidaktaatan mereka, mengalami kehilangan yang luar biasa. "Menyerahkan keagungan-Nya ke tangan musuh, dan kekayaan-Nya ke tangan lawan" bukanlah sekadar kehilangan harta benda, melainkan kehilangan kehormatan, kemuliaan, dan berkat ilahi yang seharusnya menjadi milik mereka.

Dalam konteks yang lebih luas, Mazmur 78 adalah narasi sejarah yang mengingatkan Israel akan perbuatan-perbuatan Allah di masa lalu, mulai dari pembebasan dari Mesir hingga pemberian tanah Kanaan. Namun, narasi ini juga diselingi dengan kisah-kisah kegagalan dan pemberontakan Israel. Ayat 61 menjadi salah satu titik terendah, di mana Allah seolah membiarkan umat-Nya merasakan pahitnya kejatuhan, sebagai konsekuensi dari pengabaian perjanjian dan kesetiaan mereka.

Keagungan Allah yang diserahkan bukan berarti Allah kehilangan keagungan-Nya. Sebaliknya, ini menggambarkan bagaimana Israel kehilangan privilese dan kehormatan untuk menjadi representasi keagungan Allah di mata dunia. Keagungan itu direnggut oleh musuh, menunjukkan bagaimana ketidaktaatan dapat membuka celah bagi kekuatan kegelapan untuk merajalela dan menodai nama Tuhan. Demikian pula, "kekayaan-Nya" yang dimaksud di sini bisa merujuk pada berkat, perlindungan, dan kemakmuran yang dianugerahkan Allah kepada umat pilihan-Nya. Ketika kepercayaan dan ketaatan terkikis, berkat-berkat ini pun dapat hilang, digantikan oleh kesengsaraan dan penindasan.

Namun, di balik gambaran kekalahan ini, tersembunyi janji dan karakter Allah yang tak tergoyahkan. Mazmur 78 terus berlanjut dengan narasi pemulihan dan kesetiaan Allah yang tak pernah padam. Meskipun umat-Nya gagal, Allah tidak pernah meninggalkan mereka sepenuhnya. Ia terus bekerja dalam sejarah, menyiapkan jalan bagi penebusan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa konsekuensi dari dosa memang nyata dan menyakitkan, namun kasih karunia dan rencana penebusan Allah jauh lebih besar.

Bagi kita hari ini, Mazmur 78:61 menjadi pengingat yang kuat. Ia mengajak kita untuk memeriksa kesetiaan kita kepada Allah. Apakah kita telah menyerahkan "keagungan" dan "kekayaan" spiritual kita kepada kekuatan duniawi atau dosa? Apakah kita hidup sesuai dengan mandat yang telah diberikan Allah kepada kita sebagai anak-anak-Nya? Ayat ini mendorong kita untuk senantiasa mengingat perbuatan Allah, menghargai berkat-berkat-Nya, dan dengan teguh berpegang pada kesetiaan kepada-Nya. Keagungan dan kekayaan sejati hanya ditemukan dalam hubungan yang intim dengan Sang Pencipta, dan kesetiaan kepada-Nya adalah kunci untuk mempertahankannya.