Mazmur 78:69 - Pondasi Kemuliaan

Dan Ia mendirikan tempat kudus-Nya seperti langit, seperti bumi yang telah dijadikan-Nya untuk selama-lamanya.

Ayat Mazmur 78:69 adalah sebuah ungkapan kekuatan dan kemuliaan ilahi yang luar biasa. Puisi Mazmur ini adalah sebuah narasi panjang yang merangkum sejarah perjanjian Allah dengan umat-Nya, dari pembebasan dari Mesir hingga pembangunan Bait Suci di Yerusalem. Dalam konteks ini, ayat ke-69 menawarkan sebuah gambaran yang menakjubkan tentang bagaimana Allah mendirikan kehadiran-Nya di dunia, menyamakannya dengan ciptaan-Nya yang paling megah: langit dan bumi.

Perbandingan ini bukan sekadar metafora. Ini adalah pernyataan teologis yang mendalam. Ketika dikatakan bahwa Allah mendirikan tempat kudus-Nya "seperti langit," ini menyoroti kebesaran, kemegahan, dan ketidakterjangkauan-Nya. Langit adalah cakrawala yang tak terbatas, tempat matahari, bulan, dan bintang bersinar dengan keagungan yang tak terbandingkan. Ia adalah simbol keteraturan kosmik dan kuasa yang mengatur seluruh alam semesta. Demikian pula, tempat kudus-Nya, yang kelak akan terwujud dalam Bait Suci, adalah manifestasi kehadiran-Nya yang mulia di tengah umat-Nya. Kehadiran-Nya bukan sesuatu yang terbatas atau bisa dikuasai, melainkan sesuatu yang melampaui pemahaman manusia, namun dapat diakses melalui tatanan yang telah Ia tetapkan.

Selanjutnya, perbandingan "seperti bumi yang telah dijadikan-Nya untuk selama-lamanya" menekankan stabilitas, kekuatan, dan keberlangsungan. Bumi adalah fondasi tempat kita berpijak, tempat kehidupan berkembang. Ia adalah bukti nyata dari kuasa penciptaan yang substansial dan permanen. Allah tidak mendirikan tempat kudus-Nya sebagai sesuatu yang sementara atau rapuh. Sebaliknya, Ia mendasarkannya pada kekuatan dan ketahanan yang sama seperti yang Ia tunjukkan dalam penciptaan bumi. Ini memberikan keyakinan bahwa perjanjian-Nya, kehadiran-Nya, dan janji-Nya adalah kokoh dan akan bertahan hingga akhir zaman.

Mengapa perbandingan ini penting bagi umat Israel kuno dan bagi kita hari ini? Bagi umat Israel, yang baru saja mengalami pengalaman pembebasan dan berjalan di padang gurun, ayat ini memberikan pemahaman tentang bagaimana Allah yang mereka ikuti adalah Allah yang sama yang menciptakan langit dan bumi. Ia adalah Allah yang berkuasa atas segalanya, yang mampu memelihara mereka dan mendirikan umat-Nya. Bait Suci yang didirikan di Yerusalem menjadi pusat ibadah mereka, simbol dari kehadiran Allah yang tak tergoyahkan di tengah mereka. Itu adalah pengingat konstan bahwa Allah mereka bukan dewa-dewa lokal yang lemah atau sementara, melainkan Sang Pencipta yang abadi.

Bagi kita, Mazmur 78:69 terus berbicara tentang karakter Allah yang mendalam. Ia adalah Allah yang agung dan kudus, tetapi juga Allah yang setia dan berkehendak untuk berdiam di antara umat-Nya. Tempat kudus-Nya, dalam perspektif Kristen, menemukan pemenuhan yang lebih besar dalam diri Yesus Kristus, Sang Firman yang menjadi manusia dan berdiam di antara kita (Yohanes 1:14). Lebih jauh lagi, Roh Kudus berdiam di dalam diri setiap orang percaya, menjadikan kita Bait Allah yang hidup. Fondasi kemuliaan-Nya, yang bagaikan langit tak berbatas dan bumi yang kokoh, menjamin bahwa kehadiran-Nya dalam diri kita juga adalah sesuatu yang kuat, kekal, dan mulia.

Memahami Mazmur 78:69 mendorong kita untuk memandang Allah dengan kekaguman, rasa hormat, dan keyakinan. Ia adalah Pencipta segala sesuatu, yang kehadirannya di dunia—baik dalam sejarah keselamatan, dalam pribadi Kristus, maupun dalam diri kita—adalah pernyataan kuasa, stabilitas, dan kemuliaan-Nya yang tak terhingga.