Mazmur 78:70 merupakan sebuah ayat yang kaya makna, menyoroti bagaimana Tuhan memilih individu yang tidak terduga untuk menjalankan rencana-Nya yang besar. Ayat ini secara spesifik merujuk pada pemilihan Daud, seorang gembala domba, untuk menjadi raja Israel. Ini adalah kisah yang menggugah hati tentang anugerah, kedaulatan Tuhan, dan bagaimana Dia sering kali bekerja melalui orang-orang yang sederhana dan rendah hati.
Gambar SVG: Penggambaran bukit dengan matahari terbit dan teks yang mewakili tema gembala dan kedaulatan ilahi.
Kisah Daud dimulai di lingkungan yang paling sederhana. Dia adalah anak bungsu dari Isai, yang bahkan tidak dipertimbangkan ketika Samuel, nabi Tuhan, datang untuk mengurapi raja Israel yang baru. Daud bertugas menjaga domba-dombanya di padang rumput, sebuah pekerjaan yang membutuhkan kesabaran, keberanian untuk menghadapi predator, dan pemahaman mendalam tentang kebutuhan kawanan. Pekerjaan ini tidak glamor, tetapi membentuk karakter Daud. Dia belajar untuk memimpin, melindungi, dan merawat, kualitas-kualitas yang kelak akan sangat berharga baginya sebagai seorang raja.
Tuhan tidak melihat seperti manusia melihat. Manusia melihat penampilan luar, tetapi Tuhan melihat hati. Ketika Samuel mengamati saudara-saudara Daud yang tampan dan gagah, Tuhan menyatakan bahwa mereka bukanlah pilihan-Nya. Akhirnya, Daud dipanggil dari ladang. Saat dia datang, Tuhan berfirman kepada Samuel, "Bangkitlah, urapilah dia, sebab inilah dia." Ini adalah momen yang dramatis dan transformatif. Daud, sang gembala muda, diurapi sebagai raja Israel masa depan. Ini menunjukkan bahwa Tuhan sering kali memilih orang-orang yang paling tidak mungkin di mata dunia, orang-orang yang memiliki integritas hati dan kesetiaan, meskipun mereka belum memiliki pengalaman atau kedudukan.
Ayat ini mengajarkan kita beberapa hal penting. Pertama, pentingnya kerendahan hati. Daud tidak mencari kekuasaan atau ketenaran. Dia setia dalam tugasnya yang sederhana. Kedua, kedaulatan Tuhan. Tuhanlah yang memilih, bukan manusia. Rencana-Nya seringkali melampaui pemahaman kita. Ketiga, potensi yang ada dalam diri setiap orang. Tuhan dapat mengangkat siapa saja, dari latar belakang apa pun, untuk melakukan hal-hal besar bagi-Nya, selama hati mereka tertuju kepada-Nya dan mereka bersedia melayani. Mazmur 78:70 menjadi pengingat abadi bahwa kesetiaan dalam hal-hal kecil sering kali menjadi persiapan untuk tanggung jawab yang lebih besar.