"Dan kedua tali bahunya dirajut menjadi satu dari kedua sisinya, dan dipasang pada bahunya."
Ayat ini, yang diambil dari Kitab Keluaran 39 18, mungkin terdengar sederhana, namun ia menggambarkan detail penting dari pakaian kebesaran yang dikenakan oleh Imam Besar Israel. Deskripsi ini bukan sekadar catatan pakaian, melainkan sebuah penggambaran simbolis yang kaya makna tentang peran dan tugas mulia yang diemban oleh pemimpin spiritual umat. Pakaian Imam Besar, seperti yang diuraikan secara rinci dalam kitab Keluaran, dirancang dengan teliti oleh Tuhan sendiri, menekankan kesucian, keagungan, dan otoritas yang luar biasa. Setiap elemen, mulai dari warna, bahan, hingga motif, memiliki makna spiritual yang mendalam.
Tali bahu yang disebutkan dalam Keluaran 39 18 adalah bagian integral dari efod, sebuah pakaian luar yang dikenakan Imam Besar. Efod sendiri terbuat dari benang emas, biru keunguan, ungu muda, merah kirmizi, dan lenan halus yang disulam. Tali bahunya dirajut dari bahan yang sama, menekankan kesatuan dan kekuatan. Fungsinya adalah untuk menopang lempeng dada yang berisi dua belas batu permata, masing-masing mewakili suku Israel. Dengan demikian, tali bahu ini secara harfiah menanggung beban seluruh umat di pundaknya, sebuah gambaran kuat tentang tanggung jawab dan kepedulian Imam Besar terhadap setiap individu dalam kawalannya.
Keindahan visual dari pakaian ini, termasuk detail pada tali bahu, bukan hanya untuk kekaguman semata. Ia berfungsi sebagai pengingat konstan bagi Imam Besar dan seluruh umat tentang kekudusan hadirat Tuhan dan keagungan pekerjaan yang diwakili oleh Imam Besar. Pakaian yang dikenakan oleh Imam Besar adalah lambang dari mediasi antara Tuhan dan manusia. Ia masuk ke dalam Ruang Mahakudus, tempat kehadiran Tuhan yang paling intim, membawa persembahan dan doa-doa umat. Keberhasilan dan penerimaan ibadahnya sangat bergantung pada kesempurnaan dan kesalehan pribadinya, serta kesetiaan pada perintah Tuhan dalam segala aspek, termasuk dalam mengenakan pakaian kebesarannya.
Detail dalam Keluaran 39 18, yaitu bagaimana tali bahu dirajut menjadi satu dari kedua sisinya dan dipasang pada bahu, menegaskan kembali konsep kesatuan dan kekuatan. Ini bukan sekadar pakaian yang dijahit begitu saja, melainkan sebuah karya seni yang kokoh dan dirancang untuk bertahan. Keindahan dan kerumitan pakaian ini mencerminkan kemuliaan Tuhan yang seharusnya terpancar melalui pelayanan Imam Besar. Pakaian ini juga menjadi penanda yang jelas bagi siapa pun yang melihat, bahwa orang yang mengenakannya memiliki peran yang unik dan suci di hadapan Tuhan dan umat-Nya. Melalui deskripsi yang begitu spesifik, kita dapat merasakan betapa seriusnya Tuhan dalam menetapkan aturan ibadah dan pelayanan-Nya.
Saat kita merenungkan ayat seperti Keluaran 39 18, kita diajak untuk melihat lebih dalam daripada sekadar pakaian fisik. Kita diingatkan akan pentingnya otoritas yang dilimpahkan, tanggung jawab yang berat, dan tujuan mulia dari pelayanan spiritual. Keindahan yang diciptakan dengan teliti ini melambangkan kekudusan dan keteraturan yang Tuhan inginkan dalam hubungan-Nya dengan umat-Nya. Pakaian Imam Besar adalah manifestasi visual dari perjanjian dan pelayanan yang menopang umat, memastikan bahwa mereka selalu diingat di hadapan Tuhan melalui perantara yang diurapi.