"Dan ketika seorang malaikat Tuhan masuk, lalu melihat dia, kata-Nya: 'Kornelius!' Ia menatapnya dengan takut, lalu bertanya: 'Apa yang terjadi, Tuan?' Jawab malaikat itu: 'Doamu dan sedekahmu telah naik menjadi peringatan di hadapan Allah."
Kitab Suci mencatat banyak kisah yang penuh dengan hikmah dan pelajaran berharga bagi kehidupan kita. Salah satu kisah yang sangat menyentuh dan menggambarkan betapa Allah mendengar doa serta menghargai perbuatan baik adalah yang terdapat dalam Kisah Para Rasul pasal 10, khususnya ayat kelima yang menjadi fokus kita hari ini. Ayat ini menceritakan tentang perjumpaan ajaib antara seorang perwira Romawi bernama Kornelius dengan seorang malaikat Tuhan.
Kornelius bukanlah seorang Yahudi, melainkan seorang perwira di pasukan Italia. Namun, ia dikenal sebagai orang yang saleh, takut akan Allah, dan banyak memberi sedekah kepada orang banyak. Kehidupan rohaninya tidak terlepas dari perhatian Sang Pencipta. Meskipun hidup di tengah masyarakat yang mungkin tidak sejalan dengan nilai-nilai keilahian, Kornelius memelihara hubungan yang tulus dengan Tuhan. Ia berdoa dan berbuat baik, dua pilar penting dalam kehidupan spiritual yang seringkali dipandang remeh.
Pada suatu hari, ketika Kornelius sedang berdoa, sebuah peristiwa luar biasa terjadi. Seorang malaikat Tuhan datang menghadapnya. Kehadiran malaikat tentu saja menimbulkan rasa takut yang mendalam pada diri Kornelius. Namun, malaikat itu segera menenangkannya dengan menyebut namanya, "Kornelius!". Pertanyaan Kornelius, "Apa yang terjadi, Tuan?", mencerminkan kebingungannya dan kerendahan hatinya di hadapan utusan surgawi.
Jawaban malaikat itu sungguh menginspirasi: "Doamu dan sedekahmu telah naik menjadi peringatan di hadapan Allah." Pernyataan ini menegaskan bahwa doa-doa Kornelius, baik yang diucapkan dalam keheningan hati maupun yang diungkapkan secara lisan, beserta tindakan belas kasihnya kepada sesama, tidaklah sia-sia. Semua itu telah dicatat dan diperhatikan oleh Allah. Kata "peringatan" (bahasa Yunani: mnēmosynon) memiliki makna catatan atau pengingat yang naik ke hadirat Allah, menandakan bahwa doa dan perbuatan baiknya menjadi sesuatu yang penting di mata-Nya.
Kisah ini mengajarkan kepada kita beberapa hal penting. Pertama, betapa Allah peduli pada setiap individu, tanpa memandang latar belakang suku atau agama, asalkan memiliki hati yang tulus mencari-Nya. Kedua, pentingnya doa yang berkelanjutan. Doa bukan sekadar ungkapan sesaat, melainkan sebuah komunikasi yang membangun hubungan dengan Tuhan. Ketiga, nilai dari perbuatan baik dan belas kasih. Sedekah dan perbuatan baik lainnya yang didasari oleh kasih kepada sesama adalah cara untuk menyenangkan hati Tuhan dan menjadi kesaksian hidup.
Peristiwa ini menjadi awal dari sebuah transformasi besar dalam kehidupan Kornelius dan membuka jalan bagi kabar baik Injil untuk menjangkau bangsa-bangsa non-Yahudi. Malaikat tersebut kemudian memberikan instruksi lebih lanjut kepada Kornelius untuk memanggil Petrus, rasul Tuhan, agar datang dan mengajarkan Firman Tuhan kepadanya dan seluruh keluarganya. Ini menunjukkan bahwa doa dan perbuatan baik seringkali menjadi jembatan bagi kita untuk menerima kebenaran yang lebih besar dan pengalaman rohani yang lebih mendalam. Kisah rasul 10:5 menjadi pengingat abadi bahwa setiap usaha tulus untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menunjukkan kasih kepada sesama tidak akan pernah luput dari pandangan-Nya.
Ilustrasi: Simbol peringatan surgawi