Mazmur 81:4 - Tanda Kemuliaan Tuhan

"Tiuplah nafiri pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari raya kita."
Ilustrasi nafiri ditiup di bawah langit malam penuh bintang dan bulan purnama.

Ayat Mazmur 81:4 memanggil kita untuk meniup nafiri pada waktu-waktu yang ditetapkan: bulan baru dan bulan purnama, yang merupakan bagian dari hari raya yang kudus. Ini bukan sekadar seruan untuk memainkan alat musik, tetapi sebuah perintah ilahi yang penuh makna spiritual dan historis bagi umat Israel. Perintah ini menekankan pentingnya waktu yang spesifik dalam ibadah dan peringatan.

Bulan baru dan bulan purnama adalah penanda penting dalam kalender Ibrani kuno. Bulan baru (Rosh Chodesh) seringkali menandai awal bulan baru dan merupakan waktu sukacita dan pengorbanan tambahan. Sementara itu, bulan purnama, terutama pada perayaan seperti Paskah dan Hari Raya Pondok Daun, memiliki signifikansi yang mendalam. Bulan purnama yang terang di malam hari sering kali menjadi latar belakang bagi perayaan dan pertemuan ibadah yang penuh kemuliaan.

Nafiri, yang ditiup, memiliki fungsi beragam. Ia dapat menjadi panggilan untuk berkumpul, tanda bahaya, pengumuman penting, atau bagian integral dari upacara keagamaan. Dalam konteks Mazmur 81:4, meniup nafiri adalah suara yang membangunkan dan mengingatkan umat Allah akan kewajiban mereka untuk merayakan dan mengagungkan Tuhan. Ini adalah suara yang memecah kesunyian, menandakan bahwa Tuhan sedang bekerja dan hadirat-Nya hadir di tengah umat-Nya.

Perintah untuk merayakan pada waktu yang ditetapkan ini mengajarkan kita tentang keteraturan dan kesetiaan. Tuhan menetapkan ritme dalam kehidupan umat-Nya, mengingatkan mereka untuk berhenti sejenak dari kesibukan sehari-hari, merenungkan perbuatan-Nya, dan mempersembahkan pujian. Meniup nafiri pada hari-hari yang ditentukan adalah cara untuk mengenang pembebasan dari Mesir, perjanjian yang dibuat Tuhan dengan umat-Nya, dan janji-janji-Nya yang akan datang.

Lebih dari sekadar ritual historis, Mazmur 81:4 juga memiliki relevansi bagi kita saat ini. Dalam dunia yang serba cepat dan sering kali terdistraksi, perintah ini mengingatkan kita akan pentingnya menetapkan waktu khusus untuk beribadah, merenungkan kebesaran Tuhan, dan mengingat tindakan-Nya dalam kehidupan kita. Entah melalui doa pribadi, persekutuan ibadah, atau saat hening untuk bersyukur, kita dipanggil untuk "meniup nafiri" di dalam hati kita, menyambut hadirat Tuhan di dalam kehidupan kita.

Tuhan adalah Tuhan yang konsisten dan setia, dan perintah-Nya selalu membawa berkat. Dengan merayakan pada waktu yang telah ditentukan, kita menegaskan kembali iman kita kepada-Nya dan membiarkan suara pujian kita naik ke hadirat-Nya. Mazmur 81:4 adalah undangan untuk mengalami sukacita dan kekudusan dalam ibadah yang teratur, sebuah pengingat akan kemuliaan Tuhan yang selalu hadir bagi mereka yang mencari-Nya.