"Ya Tuhanku, jadikanlah mereka seperti debu yang berputar, seperti sekam yang tertiup angin."
Mazmur 83 adalah sebuah doa yang penuh dengan permohonan dan kesaksian tentang kebesaran Tuhan. Ayat ke-14, "Ya Tuhanku, jadikanlah mereka seperti debu yang berputar, seperti sekam yang tertiup angin," sering kali diinterpretasikan dalam konteks permohonan perlindungan dari musuh-musuh yang bersekongkol. Dalam situasi genting, pemazmur memohon agar Tuhan menghancurkan kekuatan jahat yang mengancam, membuat mereka tidak berdaya dan tidak berarti, seperti debu dan sekam yang mudah tercerai-berai oleh kuasa alam.
Perumpamaan "debu yang berputar" dan "sekam yang tertiup angin" sangat kuat. Debu yang berputar tidak memiliki arah yang pasti, mudah terombang-ambing, dan tidak memiliki substansi. Sekam, sisa-sisa dari pemanenan gandum, adalah bagian yang ringan dan tidak berharga, yang mudah dipisahkan dari biji yang berharga dan dibuang oleh angin. Keduanya menggambarkan kehancuran total dan ketidakmampuan untuk bertahan.
Ayat ini bukan sekadar seruan kebencian, melainkan ekspresi ketidakberdayaan manusia di hadapan kejahatan yang merajalela dan keyakinan mutlak pada kuasa penghakiman Tuhan. Ketika kekuatan manusia terbatas, dan niat jahat musuh begitu besar, hanya campur tangan ilahi yang dapat memberikan kelepasan. Pemazmur mengakui bahwa kekuatannya sendiri tidak cukup, dan ia menyerahkan perkara ini sepenuhnya kepada Sang Pencipta, yang memiliki kuasa atas segala sesuatu.
Dalam kehidupan modern, kita mungkin tidak menghadapi ancaman fisik yang sama persis seperti yang dialami pemazmur. Namun, kita tetap bisa menemukan relevansi dalam permohonan ini. Kita semua pernah mengalami situasi di mana kita merasa kewalahan oleh masalah, dikelilingi oleh kekuatan yang tampak lebih besar dari kita, baik itu konflik interpersonal, tekanan pekerjaan, tantangan ekonomi, atau bahkan perjuangan batin. Dalam momen-momen seperti itu, Mazmur 83:14 mengingatkan kita untuk tidak menyerah pada keputusasaan.
Doa ini mendorong kita untuk mencari perspektif ilahi. Sama seperti debu dan sekam yang menjadi tidak berdaya di hadapan angin, demikian pula kekuatan apapun yang berusaha menjatuhkan kita, jika Tuhan menghendaki, akan menjadi tidak berarti. Ini adalah pengingat bahwa kekuatan sejati ada pada Tuhan, dan segala bentuk kejahatan pada akhirnya akan tunduk pada rencana-Nya.
Mencari pemahaman ilahi melalui Mazmur 83:14 berarti kita mempercayakan ketakutan dan kekhawatiran kita kepada Tuhan. Ini adalah tindakan iman yang mengalihkan fokus dari ancaman yang terlihat ke sumber perlindungan yang tidak terlihat. Dengan demikian, kita dapat menemukan ketenangan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan, mengetahui bahwa di tangan Tuhan, bahkan yang paling kuat pun bisa menjadi seperti debu yang berputar.