Mazmur 86:4

"Sukacita apakah yang dapat kurasakan selain daripada sukacita yang kauberikan, ya Tuhan, atas pemeliharaan-Mu bagi jiwa-pamanku?" (Terjemahan Alkitab Terjemahan Baru)

DAMAI

Ilustrasi: Kedamaian dan sukacita yang bersumber dari Tuhan.

Menggali Makna Mazmur 86:4

Ayat Mazmur 86:4 ini, "Sukacita apakah yang dapat kurasakan selain daripada sukacita yang kauberikan, ya Tuhan, atas pemeliharaan-Mu bagi jiwa-pamanku?", merupakan ungkapan hati seorang yang sedang berhadapan dengan berbagai tantangan dan kesesakan. Di tengah badai kehidupan, Daud, sang pemazmur, menegaskan bahwa sumber sukacita sejatinya bukanlah dari hal-hal duniawi yang fana, melainkan dari hadirat dan karya pemeliharaan Tuhan. Kata "jiwa-pamanku" menyiratkan kedalaman diri, esensi keberadaan seseorang yang paling rentan, namun justru di sanalah Tuhan bekerja dengan luar biasa.

Dalam konteks modern, kita seringkali terdorong untuk mencari kebahagiaan melalui pencapaian materi, pengakuan sosial, atau kesenangan sesaat. Namun, ayat ini mengingatkan kita bahwa sukacita yang sejati bersifat kekal dan hanya bisa ditemukan dalam hubungan yang intim dengan Sang Pencipta. Pemeliharaan Tuhan bukanlah sekadar perlindungan fisik, tetapi juga penopangan spiritual yang menguatkan kita saat lemah, memberikan harapan saat putus asa, dan membawa kedamaian di tengah kekacauan.

Daud secara gamblang menyatakan tidak ada sukacita lain yang sebanding. Ini adalah pengakuan yang luar biasa, menunjukkan betapa berharganya anugerah Tuhan dalam hidupnya. Ketika kita mengalami ujian, kesulitan, atau bahkan rasa sakit, seringkali kita merasa dunia gelap gulita. Namun, pemazmur mengajak kita untuk mengalihkan pandangan dari situasi eksternal menuju karya internal Tuhan dalam jiwa kita. Dialah sumber kedamaian yang tidak dapat dirusak oleh keadaan.

Hidup dalam Sukacita Pemeliharaan Tuhan

Bagaimana kita dapat mengalami sukacita pemeliharaan Tuhan ini dalam kehidupan sehari-hari? Pertama, melalui doa dan pembacaan firman Tuhan. Dengan mendekatkan diri kepada-Nya, kita membuka hati untuk menerima tuntunan dan kekuatan-Nya. Dalam doa, kita membawa segala pergumulan kita, dan dalam firman, kita mendengar janji-janji-Nya yang menguatkan.

Kedua, dengan mengucap syukur. Bahkan di tengah kesulitan, selalu ada alasan untuk bersyukur atas apa yang Tuhan telah lakukan. Rasa syukur menggeser fokus kita dari apa yang kurang menjadi apa yang telah Ia berikan. Hal ini akan menumbuhkan hati yang optimis dan penuh harapan.

Ketiga, dengan mempercayai janji-janji-Nya. Mazmur 86:4 adalah bukti bahwa Tuhan peduli pada kita hingga ke kedalaman jiwa. Mempercayai bahwa Ia tidak pernah meninggalkan kita, bahkan di saat tergelap sekalipun, adalah fondasi dari sukacita yang kokoh. Pemeliharaan-Nya mungkin tidak selalu sesuai dengan ekspektasi kita, namun Ia selalu memiliki rencana terbaik.

Mazmur 86:4 bukan sekadar kata-kata indah, melainkan sebuah undangan untuk mengalami sukacita yang melampaui segala pengertian. Ini adalah sukacita yang bersumber dari hubungan yang mendalam dengan Tuhan, yang senantiasa memelihara dan menyertai kita. Marilah kita terus mencari dan menemukan sukacita yang murni ini dalam hadirat-Nya.