Mazmur 88:11

"Apakah Engkau mengadakan keajaiban bagi orang mati? Ataukah arwah-arwah bangkit memuji Engkau?"

Simbol Harapan dan Kebangkitan Terang Baru

Simbol gelombang harapan yang mengarah pada titik terang.

Mazmur 88 adalah salah satu mazmur yang paling gelap dalam Alkitab. Penulisnya, yang diduga adalah Heman orang Ezrah, mengungkapkan kedalaman penderitaan dan kesesakan yang luar biasa. Dalam ayat 11, ia mengajukan pertanyaan retoris yang menggugah hati: "Apakah Engkau mengadakan keajaiban bagi orang mati? Ataukah arwah-arwah bangkit memuji Engkau?" Pertanyaan ini mencerminkan keputusasaan yang mendalam, seolah-olah semua jalan telah tertutup dan tidak ada harapan lagi untuk pemulihan atau bahkan kesaksian di dunia orang mati.

Di tengah kegelapan yang begitu pekat, kita seringkali merasa seperti penulis mazmur ini. Dunia bisa terasa seperti kuburan yang sunyi, di mana suara kita seolah tenggelam dan tak terdengar. Beban masalah, sakit penyakit, kehilangan orang terkasih, atau bahkan pergumulan spiritual yang mendalam dapat membuat kita merasa terasing, terputus dari kehidupan dan dari hadirat Tuhan. Pertanyaan "Apakah Engkau masih peduli?" atau "Apakah ada harapan setelah ini?" mungkin saja terlintas di benak kita saat berada di titik terendah.

Namun, justru dalam konteks keputusasaan inilah janji-janji dan kebaikan Tuhan seringkali justru terlihat lebih nyata. Mazmur 88, meskipun diakhiri dengan kegelapan, tidak berarti ini adalah akhir dari segalanya. Sejarah keselamatan yang terbentang dalam Alkitab menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya dalam kegelapan kekal. Perkataan Yesus di kayu salib, "Sudah selesai" (Yohanes 19:30), meskipun terdengar seperti akhir, justru merupakan awal dari kemenangan baru. Kematian dan kebangkitan Kristus adalah keajaiban terbesar yang mematahkan belenggu maut dan membuka jalan bagi setiap orang yang percaya untuk mengalami kehidupan kekal dan pujian kepada Tuhan.

Ayat Mazmur 88:11, ketika direfleksikan melalui lensa penebusan Kristus, mendapatkan makna yang berbeda. Meskipun penulis mazmur bertanya apakah orang mati bisa memuji Tuhan, kebangkitan Kristus telah membuktikan bahwa kematian tidak memiliki kuasa terakhir. Melalui Kristus, orang mati yang percaya dapat bangkit dan memuji Tuhan. Kita yang hidup, meskipun sedang bergumul dalam penderitaan, dipanggil untuk terus mencari dan memuji Tuhan, karena Dialah sumber kehidupan dan pengharapan sejati. Kebaikan dan kasih setia Tuhan tidak terbatas pada dunia orang hidup, tetapi melampaui maut itu sendiri. Kesaksian hidup kita, bahkan di tengah kesulitan, dapat menjadi bukti keajaiban-Nya yang bekerja dalam diri kita, membawa terang bagi orang lain yang mungkin sedang bergelut dalam kegelapan mereka sendiri.