Kiranya doa ini sampai kepada-Mu, arahkanlah telinga-Mu kepada seruan minta tolongku!
Mazmur 88 adalah salah satu bagian Alkitab yang paling gelap dan menyedihkan. Ia menggambarkan pergumulan mendalam seorang pribadi yang merasa ditinggalkan oleh Tuhan, diliputi oleh penderitaan, dan terperangkap dalam keputusasaan. Namun, di tengah kegelapan itu, ayat ketiga dari mazmur ini tetap menyala sebagai mercusuar kecil harapan: "Kiranya doa ini sampai kepada-Mu, arahkanlah telinga-Mu kepada seruan minta tolongku!"
Ayat ini bukan sekadar rangkaian kata, melainkan sebuah deklarasi iman yang kuat di saat yang paling genting. Penulis Mazmur, meskipun merasa seolah-olah doa-doanya tidak didengar, tetap memilih untuk terus berseru kepada Tuhan. Ada pengakuan bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber pertolongan, bahkan ketika situasi terlihat tanpa harapan. Ini menunjukkan bahwa iman bukan berarti tidak memiliki keraguan atau penderitaan, melainkan tindakan terus menerus untuk mencari Tuhan meskipun merasakan ketiadaan-Nya.
Ilustrasi: Gambaran abstrak dari seruan yang naik ke atas.
Dalam kehidupan, kita semua pasti pernah mengalami momen-momen di mana kita merasa seperti berteriak di dalam kekosongan. Beban hidup terasa begitu berat, masalah menumpuk, dan harapan seolah sirna. Di saat seperti itulah, Mazmur 88:3 menjadi pengingat yang berharga. Ia mengajarkan kita untuk tidak berhenti berdoa, untuk terus mengarahkan pandangan dan hati kita kepada Tuhan, sekecil apapun harapan yang tersisa. Keinginan untuk berdoa, bahkan dalam keputusasaan, adalah sebuah anugerah dan bukti adanya benih iman yang masih hidup.
Tuhan berjanji dalam firman-Nya bahwa Dia tidak pernah tuli terhadap doa orang-orang yang mencari-Nya dengan tulus. Mazmur ini, meskipun terdengar suram, sebenarnya sedang membangun sebuah jembatan keyakinan. Penulis Mazmur tahu bahwa Tuhan mendengar, meskipun ia tidak merasakan kehadiran-Nya secara langsung saat itu. Ini adalah tindakan percaya yang luar biasa. Keyakinan bahwa doa kita sampai dan Tuhan mengarahkan telinga-Nya kepada kita, memberikan kekuatan untuk terus maju, melewati badai kehidupan, dan menanti pertolongan yang pasti akan datang, entah dalam cara yang kita duga atau dalam cara yang tak terduga.
Oleh karena itu, ketika kita dihadapkan pada situasi yang gelap, ingatlah Mazmur 88:3. Jangan pernah berhenti berseru. Arahkanlah telinga hati kita untuk mendengarkan kebenaran janji Tuhan. Di setiap doa, ada potensi keajaiban. Di setiap seruan, ada kemungkinan tangan Tuhan terulur untuk mengangkat kita dari jurang keputusasaan menuju terang-Nya yang penuh kasih dan pemulihan.