Mazmur 89:32

"Apabila mereka meninggalkan hukum-Ku dan tidak hidup menurut peraturan-peraturan-Ku,"
Tanda Ketaatan Terhadap Firman Tuhan

Ayat Alkitab Mazmur 89:32 merupakan sebuah pengingat penting mengenai konsekuensi dari meninggalkan atau mengabaikan ketetapan dan hukum Tuhan. Dalam konteks Mazmur 89, ayat ini seringkali merujuk pada perjanjian yang dibuat Tuhan dengan Daud, yang menjanjikan keturunan yang akan memerintah Israel selamanya. Namun, perjanjian ini bersyarat; ketaatan umat kepada Tuhan adalah kunci pemeliharaan berkat dan janji-janji-Nya.

Perkataan "Apabila mereka meninggalkan hukum-Ku dan tidak hidup menurut peraturan-peraturan-Ku" menggambarkan sebuah tindakan kesengajaan untuk berpaling dari jalan kebenaran yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta. Ini bukan sekadar kelalaian sesaat, melainkan sebuah penolakan aktif terhadap kehendak ilahi. Tuhan telah memberikan panduan hidup yang jelas, yang dirancang untuk kebaikan dan kesejahteraan umat-Nya. Peraturan-peraturan-Nya bukanlah beban yang tidak masuk akal, melainkan cetak biru untuk kehidupan yang bermakna, harmonis, dan berkenan di hadapan-Nya.

Ketika umat memilih untuk mengabaikan hukum dan peraturan ini, mereka secara efektif memutuskan hubungan vital mereka dengan sumber kehidupan dan kasih karunia. Konsekuensinya bisa sangat merusak, baik secara individu maupun komunal. Mazmur 89 melanjutkan dengan menggambarkan bagaimana pelanggaran perjanjian dapat membawa kesedihan, kehancuran, dan rasa malu. Janji-janji kemuliaan dan keberlimpahan dapat berubah menjadi kegagalan dan kekalahan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa narasi dalam Mazmur 89, termasuk ayat 32 ini, seringkali diimbangi dengan pernyataan tentang kasih setia Tuhan yang abadi. Meskipun ada konsekuensi dari ketidaktaatan, harapan selalu ada bagi mereka yang mau bertobat dan kembali kepada Tuhan. Kasih setia-Nya tidak bergantung sepenuhnya pada kesempurnaan manusia, tetapi juga pada sifat-Nya yang tidak berubah. Ayat ini mengajarkan kita untuk menghargai pemberian Tuhan berupa firman-Nya dan untuk secara aktif berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Komitmen untuk menaati hukum Tuhan adalah wujud penghargaan kita terhadap kasih karunia-Nya dan fondasi bagi hubungan yang kokoh dengan-Nya.

Dalam kehidupan modern, pesan ini tetap relevan. Kita hidup di zaman yang seringkali mendorong kita untuk mendefinisikan kebenaran sendiri dan mengabaikan prinsip-prinsip moral yang universal. Mazmur 89:32 mengingatkan kita bahwa ada konsekuensi nyata ketika kita mengesampingkan standar-standar ilahi. Ketaatan bukanlah tujuan akhir itu sendiri, melainkan ekspresi dari hati yang mengasihi dan menghormati Tuhan. Dengan memilih untuk hidup sesuai dengan firman-Nya, kita tidak hanya menghindari konsekuensi negatif dari ketidaktaatan, tetapi juga membuka diri untuk mengalami berkat, kedamaian, dan pemeliharaan ilahi yang dijanjikan bagi mereka yang setia.