Mazmur 98:7 adalah sebuah seruan yang begitu kuat dan meriah, mengajak seluruh ciptaan untuk ikut serta dalam pujian kepada Tuhan. Ayat ini melukiskan sebuah simfoni alam yang agung, di mana elemen-elemen geografis, seperti gunung dan lembah, serta unsur alam, seperti air bah dan bukit-bukit, diperintahkan untuk mengekspresikan sukacita mereka dengan cara yang paling dramatis. Ini bukan sekadar imajinasi puitis; ini adalah penggambaran pelepasan sukacita yang total dan tanpa batas.
Ketika kita merenungkan ayat ini, bayangkanlah betapa luasnya cakupan sukacita yang dimaksud. Bukan hanya manusia yang memiliki kemampuan untuk bersorak, tetapi seluruh alam semesta dipanggil untuk turut serta. Gunung-gunung yang kokoh, lambang kekuatan dan keabadian, diminta untuk bersorak. Lembah-lembah yang dalam, yang seringkali tenang dan sunyi, kini diperintahkan untuk bergema dengan pujian. Ini menunjukkan bahwa tidak ada bagian dari ciptaan yang terisolasi dari kemampuan untuk menyatakan keagungan Sang Pencipta.
Demikian pula, "air bah bertepuk tangan" adalah sebuah metafora yang luar biasa. Air bah, yang sering diasosiasikan dengan kekuatan yang dahsyat dan terkadang menakutkan, kini digambarkan sebagai sesuatu yang mengekspresikan kegembiraan. Ini mungkin menyiratkan bahwa bahkan kekuatan alam yang paling liar pun tunduk pada kendali Tuhan dan dipanggil untuk memuji-Nya. Tepukan tangan adalah simbol persetujuan, kegembiraan, dan perayaan. Jadi, alam semesta secara keseluruhan sedang merayakan kemenangan dan keadilan Tuhan yang telah dinyatakan.
Selanjutnya, "bukit-bukit bergemuruh karena sukacita" menambahkan lapisan intensitas pada gambaran ini. Gemuruh adalah suara yang mendalam, kuat, dan penuh semangat. Ini menandakan bahwa sukacita ini bukanlah sesuatu yang kecil atau tersembunyi, melainkan sesuatu yang sangat terasa, bergema, dan terlihat oleh semua. Alam memberikan kesaksian tentang kemuliaan Tuhan dengan cara yang paling ekspresif yang bisa dibayangkan.
Bagi kita sebagai umat manusia, Mazmur 98:7 berfungsi sebagai pengingat yang kuat. Kita adalah bagian dari ciptaan ini, dan kita memiliki tanggung jawab serta hak istimewa untuk bersorak bagi Tuhan. Seruan ini seharusnya membangkitkan semangat kita untuk tidak hanya mengagumi keindahan alam, tetapi juga untuk memahami bahwa keindahan itu sendiri adalah ekspresi pujian kepada Sang Pencipta. Ketika kita menghadapi tantangan atau mengalami momen-momen sukacita dalam hidup, kita diingatkan bahwa ada alam semesta yang lebih besar yang turut bersorak bersama kita, merayakan kebaikan dan kuasa Tuhan yang tak terbatas. Biarlah seruan Mazmur 98:7 menjadi inspirasi bagi kita untuk melepaskan sukacita kita dengan segenap hati, menyadari bahwa pujian kepada Tuhan adalah sebuah ekspresi kehidupan yang paling otentik dan penuh makna.