Mikha 3:1 - Panggilan untuk Keadilan dari Para Pemimpin

"Dengarlah, hai kamu kepala-kepala kaum Yakub dan para penguasa kaum Israel! Bukankah sudah semestinya kamu membela keadilan? Tetapi kamu membenci yang baik dan mencintai yang jahat; kamu menguliti umat-Ku sampai tertanggal kulitnya dan mencabuti dagingnya sampai tertanggal tulangnya."

Inti Seruan Kenabian

Kitab Mikha, sebuah suara kenabian yang lantang di masa-masa penuh gejolak bagi Israel dan Yehuda, membawa pesan yang kuat dan tak terelakkan. Ayat pertama dari pasal ketiga, Mikha 3:1, menjadi pembuka yang tegas terhadap para pemimpin rohani dan sipil pada zamannya. Seruan ini bukan sekadar teguran biasa, melainkan sebuah pengingat mendasar tentang tanggung jawab yang diemban oleh mereka yang diberi kuasa. Mikha, melalui ilham ilahi, menyoroti kegagalan moral para pemimpin yang seharusnya menjadi penjaga kebenaran dan keadilan bagi umat Allah.

Keadilan yang Terabaikan

Perikop ini secara gamblang menyatakan bahwa para kepala kaum Yakub dan penguasa kaum Israel dipanggil untuk "membela keadilan". Ini adalah fondasi dari pemerintahan yang saleh, baik dalam tatanan agama maupun negara. Keadilan bukan sekadar konsep abstrak, melainkan tindakan nyata untuk melindungi yang lemah, menghukum yang bersalah, dan memastikan kesejahteraan seluruh masyarakat. Namun, Mikha dengan pedih melaporkan bahwa para pemimpin ini justru berbalik arah. Mereka tidak hanya mengabaikan tanggung jawab mereka, tetapi secara aktif berlawanan dengan keadilan.

"Tetapi kamu membenci yang baik dan mencintai yang jahat..."

Kalimat ini menggambarkan kerusakan moral yang mendalam. "Membenci yang baik" berarti menolak kebenaran, integritas, dan tindakan welas asih. Sebaliknya, "mencintai yang jahat" menunjukkan preferensi terhadap ketidakjujuran, keserakahan, penindasan, dan segala sesuatu yang merusak tatanan ilahi. Para pemimpin ini telah menjadikan kejahatan sebagai sahabat, sementara kebaikan menjadi musuh yang harus dijauhi.

Dampak Penindasan

Akibat dari kegagalan moral para pemimpin ini sangat mengerikan bagi umat Allah. Mikha menggambarkan dampaknya dengan perumpamaan yang kuat: "kamu menguliti umat-Ku sampai tertanggal kulitnya dan mencabuti dagingnya sampai tertanggal tulangnya." Ini adalah gambaran yang brutal tentang eksploitasi dan penindasan. Para pemimpin, yang seharusnya melindungi rakyat mereka, justru menjadi predator. Mereka merampas sumber daya, kekuatan, dan bahkan martabat umat. Kehidupan mereka dikikis habis, meninggalkan mereka dalam keadaan lemah dan tanpa harapan, seperti tubuh yang telah dikuliti dan dicabuti dagingnya hingga tulang belulang.

Relevansi di Masa Kini

Meskipun ditujukan kepada para pemimpin Israel kuno, seruan Mikha 3:1 memiliki resonansi yang mendalam hingga hari ini. Setiap generasi menghadapi tantangan yang sama: godaan untuk mengkompromikan keadilan demi keuntungan pribadi atau kelompok, dan kecenderungan untuk mengabaikan kesejahteraan mereka yang rentan. Pesan ini mengingatkan kita bahwa kepemimpinan yang sejati selalu berakar pada integritas, kasih akan keadilan, dan komitmen untuk melayani orang lain. Kegagalan dalam prinsip-prinsip ini, baik dalam skala pribadi, sosial, maupun global, akan selalu membawa konsekuensi yang merusak. Seruan Mikha adalah panggilan abadi untuk evaluasi diri dan pertobatan, baik bagi para pemimpin maupun bagi setiap individu yang terpanggil untuk hidup dalam kebenaran dan keadilan.