Ayat Nehemia 13:22 merupakan pengingat yang kuat tentang pentingnya menjaga kesucian hari Sabat. Setelah Nehemia kembali ke Yerusalem dan mendapati banyak pelanggaran yang terjadi selama ketidakhadirannya, ia segera mengambil tindakan tegas. Salah satu tindakan paling signifikan adalah memulihkan ketaatan terhadap hukum Taurat mengenai hari Sabat.
Dalam konteks ayat ini, Nehemia tidak hanya sekadar menuntut kepatuhan, tetapi ia secara aktif menugaskan orang-orang Lewi untuk menjalankan peran mereka dalam menjaga kesucian hari istirahat yang telah ditetapkan oleh Tuhan. Tugas mereka adalah memastikan bahwa pintu-pintu gerbang kota dijaga dengan ketat agar aktivitas komersial atau pekerjaan lain yang dilarang tidak terjadi pada hari Sabat. Ini menunjukkan betapa pentingnya hari itu bagi Nehemia dan komunitas yang ia pimpin.
Pemulihan hari Sabat bukan hanya tentang ritual, tetapi tentang memulihkan hubungan yang benar dengan Tuhan. Hari Sabat adalah tanda perjanjian antara Tuhan dan umat-Nya, sebuah waktu untuk berhenti dari kesibukan duniawi, merenungkan karya Tuhan, dan memperkuat hubungan spiritual. Ketika hari Sabat diabaikan, itu menandakan adanya pergeseran prioritas dari Tuhan ke hal-hal duniawi.
Bagian akhir dari ayat ini mengungkapkan hati Nehemia yang tulus. Ia berdoa, "Ingatlah akan aku, ya Allahku, karena kesetiaan ini, dan ampunilah aku sesuai dengan kasih setia-Mu yang besar!" Doa ini menunjukkan dua hal penting.
Pertama, Nehemia menyadari bahwa tindakannya memulihkan hari Sabat adalah bukti kesetiaannya kepada Tuhan dan perintah-Nya. Ia tidak mencari pujian dari manusia, tetapi ia memohon agar Tuhan mengingat dan menghargai kesetiaan tersebut. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa tindakan ketaatan kita hendaknya dilakukan dengan motivasi yang murni, yaitu untuk menyenangkan Tuhan.
Kedua, Nehemia juga menunjukkan kerendahan hatinya dengan memohon pengampunan sesuai dengan kasih setia Tuhan yang besar. Meskipun ia adalah seorang pemimpin yang berusaha menegakkan hukum Tuhan, ia tetap mengakui bahwa ia pun membutuhkan pengampunan dan belas kasihan Tuhan. Ini mengajarkan kita bahwa bahkan dalam ketaatan kita, kita tetap bergantung pada anugerah dan pengampunan Tuhan.
Nehemia 13:22 menawarkan pelajaran berharga bagi kehidupan masa kini. Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang selalu menuntut perhatian kita, penting untuk menemukan waktu untuk berhenti dan memusatkan diri pada Tuhan. Hari Sabat, atau waktu istirahat yang kita dedikasikan untuk Tuhan, dapat menjadi jangkar spiritual kita, membantu kita agar tidak terombang-ambing oleh tuntutan dunia.
Selain itu, ayat ini mendorong kita untuk memiliki keberanian seperti Nehemia. Keberanian untuk membela prinsip-prinsip kebenaran Tuhan, meskipun itu tidak populer atau sulit. Keberanian untuk mengambil tindakan nyata dalam memulihkan apa yang telah dilupakan atau diabaikan dalam iman kita. Dan yang terpenting, keberanian untuk selalu mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, memohon ingatan-Nya atas kesetiaan kita dan terus-menerus bersandar pada kasih setia-Nya yang tak terbatas.