Nehemia 3:20

"Sesudah dia, Barukh bin Zakhai dengan tekun membangun bagian tembok yang kedua, dari pintu gerbang Natanel sampai ke sudut tembok."
Ilustrasi pembangunan dinding yang kokoh dan tersusun rapi

Kisah pembangunan kembali tembok Yerusalem di bawah kepemimpinan Nehemia adalah sebuah narasi yang penuh semangat dan pengabdian. Bab 3 dari Kitab Nehemia mencatat secara rinci siapa saja yang terlibat dalam pekerjaan monumental ini, menunjukkan adanya kolaborasi yang luar biasa dari berbagai lapisan masyarakat. Ayat Nehemia 3:20 secara spesifik menyoroti kontribusi Barukh bin Zakhai.

Barukh bin Zakhai, sebagaimana tercatat, membangun bagian tembok yang kedua. Ini menunjukkan bahwa pekerjaan pembangunan ini tidak hanya dilakukan satu kali atau dalam satu garis lurus, melainkan memerlukan beberapa tahapan dan bagian yang saling terhubung. Lokasi yang disebutkan, "dari pintu gerbang Natanel sampai ke sudut tembok," memberikan gambaran geografis yang konkret tentang area tanggung jawabnya. Tindakan Barukh ini bukan hanya sekadar tugas fisik, tetapi juga merupakan tindakan iman dan kesetiaan kepada Allah dan bangsanya. Di tengah kesulitan dan ancaman dari musuh, seperti yang dicatat dalam bab-bab sebelumnya, setiap individu yang terlibat dalam pembangunan tembok ini menunjukkan keberanian dan ketekunan yang luar biasa.

Frasa "dengan tekun membangun" dalam ayat ini sangatlah penting. Kata "tekun" menyiratkan adanya upaya yang gigih, konsisten, dan tidak mudah menyerah. Pembangunan kembali tembok ini bukanlah pekerjaan yang ringan. Pasti ada tantangan, kelelahan, dan bahkan potensi bahaya. Namun, Barukh dan rekan-rekannya memilih untuk tidak berhenti. Mereka melanjutkan pekerjaan mereka dengan dedikasi penuh. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya ketekunan dalam menghadapi tugas-tugas penting dalam hidup, terutama ketika tugas tersebut bertujuan untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan bersama.

Ayat Nehemia 3:20, meski ringkas, memuat pelajaran berharga. Ini mengingatkan kita bahwa setiap kontribusi, sekecil apapun, memiliki nilai. Barukh bin Zakhai, bersama dengan begitu banyak nama lain yang disebutkan dalam pasal ini, adalah bagian integral dari sebuah proyek yang lebih besar. Keberhasilan pembangunan tembok Yerusalem adalah hasil dari kerja kolektif, di mana setiap orang memiliki peranannya masing-masing. Dalam konteks modern, ini bisa menjadi refleksi bagi kita. Bagaimana kita berkontribusi pada "pembangunan" komunitas kita, gereja kita, atau bahkan dalam upaya-upaya sosial yang lebih luas? Apakah kita mengerjakannya dengan tekun dan penuh semangat?

Semangat Barukh bin Zakhai untuk membangun "dengan tekun" adalah inspirasi. Dalam menghadapi rintangan pribadi atau kolektif, kita dapat menarik kekuatan dari teladan seperti dia. Pembangunan tembok bukan hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang memulihkan keamanan, identitas, dan harapan bagi umat Allah. Setiap batu yang diletakkan, setiap bagian yang diperbaiki, adalah simbol dari pemulihan spiritual dan kebangkitan bangsa. Ayat ini mengundang kita untuk merenungkan bagaimana kita sendiri sedang "membangun" dalam kehidupan kita, dan apakah kita melakukannya dengan hati yang tekun dan tujuan yang mulia.