Roma 15:27 - Kasih Mengikat Kesatuan

"Sebab mereka telah rela melakukannya, tetapi orang-orang percaya yang bukan Yahudi pun telah menjadi sekutu dalam mendapat bagian dalam berkat-berkat rohani mereka. Jika orang-orang bukan Yahudi telah mengambil bagian dalam berkat-berkat rohani orang Yahudi, maka sudah sepatutnyalah mereka juga melayani orang Yahudi dalam hal-hal duniawi."

Persekutuan dalam Berkat dan Pelayanan

Ayat ini dari Surat Roma, pasal 15 ayat 27, merupakan sebuah pernyataan yang kuat tentang prinsip-prinsip persekutuan dan saling melayani di dalam jemaat Kristus. Rasul Paulus sedang berbicara tentang pentingnya kesatuan di antara orang percaya, baik yang berasal dari latar belakang Yahudi maupun bukan Yahudi. Ia menekankan bahwa kasih adalah fondasi yang mempersatukan mereka.

Dalam konteks ayat ini, Paulus mengacu pada pemberian persembahan dari jemaat non-Yahudi kepada jemaat di Yerusalem. Orang-orang Yahudi pada awalnya adalah penerima berkat-berkat rohani yang besar dari Allah, yang diwujudkan melalui Perjanjian Lama, nabi-nabi, dan akhirnya melalui kedatangan Mesias, Yesus Kristus, yang juga berasal dari keturunan Yahudi. Berkat-berkat rohani ini kemudian dibagikan kepada bangsa-bangsa lain, termasuk orang-orang bukan Yahudi, melalui pemberitaan Injil.

Paulus menyatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi telah mengambil bagian dalam berkat-berkat rohani tersebut. Ini berarti mereka juga telah menerima keselamatan, pengampunan dosa, dan hidup baru melalui iman kepada Yesus Kristus, sama seperti orang percaya Yahudi. Fakta bahwa mereka telah menjadi "sekutu" dalam berkat-berkat rohani ini menimbulkan kewajiban timbal balik.

Kewajiban Saling Melayani

Oleh karena orang-orang bukan Yahudi telah menerima begitu banyak berkat rohani yang tak ternilai harganya dari Allah, yang sebagian besar berakar pada warisan rohani bangsa Yahudi, maka Paulus menegaskan bahwa sudah sepantasnya mereka juga memberikan kontribusi dalam hal-hal duniawi kepada orang Yahudi. Ini bukanlah suatu transaksi komersial, melainkan manifestasi kasih persaudaraan dan rasa syukur.

Pelayanan dalam hal-hal duniawi ini bisa berupa dukungan materi, bantuan dalam kebutuhan praktis, atau bentuk-bentuk pertolongan lain yang dapat meringankan beban sesama. Paulus mengajarkan bahwa kasih yang sejati tidak hanya berbicara tentang kebenaran rohani, tetapi juga terwujud dalam tindakan nyata yang peduli terhadap kebutuhan sesama, baik rohani maupun jasmani. Ini adalah bukti bahwa iman yang hidup selalu disertai dengan perbuatan kasih.

Inti dari Roma 15:27 adalah ajakan untuk hidup dalam kesatuan yang didasarkan pada kasih Kristus. Kesatuan ini melampaui perbedaan latar belakang budaya, suku, atau bangsa. Ketika kita semua telah diperdamaikan dengan Allah melalui Yesus Kristus, kita menjadi satu tubuh Kristus. Sebagai satu tubuh, setiap anggota memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan dan melayani anggota lainnya. Berkat-berkat rohani yang kita terima tidak boleh membuat kita menjadi egois, melainkan memotivasi kita untuk berbagi dan melayani dengan murah hati.

Marilah kita meneladani prinsip ini dalam kehidupan kita sehari-hari, memperkuat kesatuan jemaat melalui kasih dan pelayanan yang tulus.