Ulangan 10:10

"Adapun aku berdiri di gunung itu, seperti yang pertama kali, empat puluh hari empat puluh malam lamanya; TUHAN mendengarkan aku juga pada kali itu, maka TUHAN tidak mau membinasakan engkau."

Ayat ini, Ulangan 10:10, membawa kita pada momen krusial dalam sejarah umat Israel. Musa, sang pemimpin yang dipilih Tuhan, menceritakan pengalamannya berdiri di hadapan Tuhan di Gunung Sinai. Pengalaman ini bukan yang pertama, melainkan kedua kalinya, setelah bangsa Israel berdosa dengan menyembah patung anak lembu emas. Peristiwa ini terjadi setelah Tuhan menuliskan Sepuluh Perintah Tuhan pada loh batu untuk kedua kalinya, sebagai tanda pengampunan dan pemulihan hubungan.

Ada pelajaran mendalam yang bisa kita petik dari Ulangan 10:10, terutama terkait dengan persiapan dan mental menghadapi ujian atau masa-masa sulit dalam hidup kita. Musa berdiri di hadapan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam. Ini bukanlah waktu yang singkat. Ini menunjukkan keseriusan, ketekunan, dan penyerahan diri yang total kepada kehendak Tuhan. Dalam kesendirian dan intensitas doa itu, Musa memohon kepada Tuhan untuk tidak membinasakan umat-Nya yang telah berulang kali mengecewakan-Nya.

Bagi kita yang mungkin sedang menghadapi "ulangan" dalam hidup, entah itu dalam studi, pekerjaan, hubungan, atau bahkan ujian iman, ayat ini memberikan sebuah teladan. "Ulangan" seringkali berarti kesempatan kedua, sebuah ujian ulang setelah kegagalan atau kesalahan. Perasaan cemas dan ragu adalah hal yang wajar. Namun, cerita Musa mengingatkan kita bahwa persiapan yang matang, doa yang tekun, dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan adalah kunci utama. Empat puluh hari empat puluh malam Musa berdoa; ini bukan waktu yang bisa diabaikan. Ini adalah investasi waktu dan hati yang luar biasa.

Fokus dari ayat ini adalah bahwa "Tuhan mendengarkan aku juga pada kali itu." Ini adalah jaminan yang menguatkan. Sekalipun kesalahan telah terjadi, sekalipun situasi terasa sulit, Tuhan tidak pernah menutup telinga-Nya bagi mereka yang mencari-Nya dengan tulus. Permohonan Musa dijawab, dan Tuhan menunjukkan belas kasih-Nya. Tuhan bahkan tidak jadi membinasakan umat-Nya. Ini menunjukkan betapa besar kuasa doa syafaat dan betapa murah hati Tuhan kita.

Maka, ketika kita menghadapi "ulangan 10:10" dalam kehidupan kita, marilah kita meniru sikap Musa. Persiapkan diri kita dengan baik, baik secara fisik maupun spiritual. Luangkan waktu untuk berdoa, merenung, dan memohon hikmat serta kekuatan dari Tuhan. Percayalah bahwa Tuhan mendengarkan setiap seruan hati kita. Jangan pernah berputus asa, karena Tuhan selalu memberikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan membuktikan kesetiaan kita. Dengan persiapan, doa, dan iman, kita dapat menghadapi setiap "ulangan" dengan keberanian dan keyakinan, mengetahui bahwa Tuhan akan menyertai dan menolong kita.