Ulangan 16:2

"Persembahkanlah dari domba dan dari lembu korban sembelihan untuk Paskah bagi TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih TUHAN untuk mendiami nama-Nya."

Simbol Perayaan Paskah Ilustrasi domba dan lembu dengan latar belakang matahari terbit, melambangkan pengorbanan dan sukacita.

Ayat Ulangan 16:2 memberikan instruksi yang jelas dari Allah kepada umat-Nya mengenai pelaksanaan ibadah Paskah. Perintah ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah ekspresi iman yang mendalam. Kata kunci di sini adalah "Persembahkanlah" dan "korban sembelihan". Ini menunjukkan bahwa ibadah sejati melibatkan pemberian. Dalam konteks Paskah, persembahan ini merujuk pada pengorbanan domba dan lembu yang melambangkan pelepasan umat Israel dari perbudakan di Mesir.

Lebih dari sekadar persembahan materi, ayat ini juga menekankan pentingnya tempat yang dipilih oleh TUHAN. Hal ini mengajarkan bahwa ada kekudusan dan ketertiban dalam ibadah kita. Allah tidak sembarangan dalam menetapkan bagaimana umat-Nya harus beribadah. Pemilihan tempat khusus, yaitu tempat di mana TUHAN memilih untuk mendiami nama-Nya, menunjukkan adanya fokus dan tujuan dalam ibadah tersebut. Ini adalah tempat di mana umat dapat datang berhadapan langsung dengan Allah.

Sukacita juga menjadi elemen krusial dalam perintah ini. Meskipun melibatkan pengorbanan, perayaan Paskah seharusnya dirayakan dengan sukacita. Domba dan lembu yang disembelih bukanlah persembahan yang dilakukan dengan berat hati, melainkan dengan kesadaran akan berkat pembebasan yang telah diterima dari Allah. Gambaran dalam SVG di atas berusaha menangkap semangat ini, dengan matahari terbit yang melambangkan harapan baru dan fajar yang cerah setelah kegelapan, serta binatang yang disiapkan untuk persembahan, namun dikelilingi oleh nuansa keindahan dan kehangatan.

Implementasi dari ayat ini dalam kehidupan sehari-hari mungkin tidak lagi berupa persembahan hewan secara harfiah. Namun, prinsipnya tetap relevan. Kita diajak untuk mempersembahkan diri kita, waktu, talenta, dan sumber daya kita kepada Allah. Ibadah kita harus dilakukan dengan sukacita, menyadari karya penebusan Kristus yang menjadi pemenuhan sejati dari Paskah. Seperti umat Israel yang diingatkan akan pembebasan mereka, kita pun diingatkan akan keselamatan abadi yang telah diberikan melalui pengorbanan Yesus.

Memilih tempat untuk beribadah, baik secara fisik di gereja maupun secara rohani dalam hati kita, juga penting. Ibadah yang terencana, yang memuliakan nama Tuhan, akan membawa berkat dan kedekatan dengan Sang Pencipta. Mari kita merenungkan Ulangan 16:2 sebagai panggilan untuk mempersembahkan ibadah yang penuh sukacita, penyerahan diri yang tulus, dan pengakuan atas karya besar Allah dalam hidup kita.

Mari terus mengucap syukur dan beribadah dengan hati yang gembira kepada TUHAN!