Teguh Lurus
Simbol keteguhan dan arah yang benar

Ulangan 16:22

"Janganlah engkau mendirikan tugu berhala yang dibenci TUHAN, Allahmu."

Ayat ini, yang bersumber dari Kitab Ulangan pasal 16 ayat 22, merupakan sebuah perintah tegas yang diberikan oleh Allah kepada umat-Nya. Perintah ini menekankan pentingnya menjaga kemurnian penyembahan dan menjauhi segala bentuk praktik keagamaan yang dilarang. Tugu berhala, dalam konteks ini, melambangkan objek atau praktik yang dianggap menjijikkan oleh Tuhan karena mengalihkan kesetiaan dan penyembahan dari Diri-Nya yang sejati kepada ilah-ilah palsu.

Dalam dunia kuno, pendirian tugu atau patung berhala adalah praktik yang umum dilakukan oleh banyak bangsa di sekitar Israel. Bangsa-bangsa ini menyembah berbagai dewa yang mereka yakini menguasai alam, nasib, dan kehidupan mereka. Namun, Allah Israel secara konsisten membedakan umat-Nya dari bangsa-bangsa lain. Mereka dipanggil untuk hidup dalam kekudusan dan kesetiaan hanya kepada satu Tuhan yang benar. Mengikuti praktik penyembahan berhala bukan hanya berarti mengadopsi kebiasaan asing, tetapi juga berarti menolak perjanjian dan hubungan pribadi dengan Allah yang telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir.

Perintah ini memiliki relevansi yang mendalam, bahkan hingga saat ini. Meskipun bentuk penyembahan berhala mungkin telah berubah, prinsip di baliknya tetap sama. Berhala modern bisa berupa banyak hal: obsesi terhadap kekayaan materi, kekuasaan, popularitas, atau bahkan ideologi yang mengklaim dirinya sebagai kebenaran mutlak. Ketika sesuatu atau seseorang menjadi fokus utama kesetiaan, kerinduan hati, dan sumber pengharapan kita, melebihi tempat yang seharusnya bagi Tuhan, maka hal itu dapat menjadi berhala baru dalam hidup kita. Berhala semacam itu selalu menghasilkan kekecewaan pada akhirnya karena sifatnya yang fana dan tidak mampu memberikan pemenuhan sejati.

Ulangan 16:22 mendorong kita untuk melakukan refleksi diri. Apa yang sebenarnya kita sembah dalam kehidupan sehari-hari? Kepada siapa hati kita paling tertuju? Apakah tindakan dan prioritas kita mencerminkan kesetiaan yang teguh kepada Allah, ataukah ada "tugu berhala" tersembunyi yang menggerogoti fondasi iman kita? Menjauhi tugu berhala berarti secara aktif menolak hal-hal yang mengancam kesucian hubungan kita dengan Tuhan. Ini adalah panggilan untuk hidup dengan integritas, menjaga hati tetap murni, dan memastikan bahwa hanya Tuhan yang diagungkan dalam segala aspek kehidupan kita. Keputusan untuk menolak penyembahan berhala adalah keputusan untuk memeluk kebenaran, kebebasan, dan berkat sejati yang hanya dapat ditemukan dalam hubungan yang lurus dengan Pencipta kita.