Mengingat Kebaikan & Keadilan

Ilustrasi visual tentang pengajaran yang mendalam.

Ulangan 19 & 18: Mengingat Kasih dan Keadilan Tuhan

"Engkau harus mencintai TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu." (Ulangan 6:5)

"Janganlah engkau menindas orang asing, janganlah engkau menindasnya, sebab kamu sendiri telah menjadi orang asing di tanah Mesir." (Keluaran 22:20)

Bab Ulangan 19: Perlindungan Bagi yang Lemah dan Keadilan yang Tegas

Kitab Ulangan, khususnya pasal 19, membawa kita pada sebuah perenungan mendalam tentang bagaimana sebuah masyarakat seharusnya dibangun di atas dasar keadilan dan perlindungan bagi semua warganya. Pasal ini secara tegas mengatur tentang penetapan kota-kota perlindungan bagi pembunuh yang tidak sengaja. Ini bukan sekadar aturan hukum, melainkan manifestasi dari kasih dan belas kasih Tuhan yang menginginkan agar setiap individu memiliki kesempatan untuk hidup dan diadili dengan adil, tanpa terburu-buru dihukum mati tanpa proses yang memadai.

Lebih jauh lagi, Ulangan 19 menekankan pentingnya dua atau tiga saksi untuk menguatkan sebuah tuduhan. Hal ini menunjukkan prinsip kehati-hatian dalam peradilan, mencegah fitnah dan kesaksian palsu yang dapat merusak kehidupan orang lain. Tuhan sangat membenci kebohongan dan ketidakadilan. Dengan menetapkan aturan-aturan seperti ini, Musa, di bawah tuntunan Tuhan, mengajarkan bangsa Israel tentang bagaimana membangun sebuah peradaban yang menghargai kehidupan, kebenaran, dan keadilan. Perintah untuk "menyingkirkan kejahatan dari tengah-tengahmu" menggemakan seruan agar umat Tuhan senantiasa menjaga kemurnian moral dan spiritual, mencerminkan sifat Tuhan sendiri yang kudus dan adil.

Bab Ulangan 18: Pelayanan dan Keadilan di Antara Sesama

Beranjak ke Ulangan pasal 18, fokus kita beralih pada pengaturan mengenai para imam dan orang Lewi, serta para nabi. Pasal ini menggarisbawahi bahwa mereka yang melayani Tuhan berhak mendapatkan bagian dari persembahan umat, namun ini bukan hak mutlak yang harus dituntut tanpa dasar. Mereka dipanggil untuk kesetiaan dan pelayanan yang tulus, dan Tuhan sendiri akan menjadi bagian warisan mereka. Ini adalah pengingat bahwa pelayanan rohani adalah sebuah panggilan yang sakral, yang seharusnya dijalani dengan integritas dan kerendahan hati.

Selain itu, Ulangan 18 juga memberikan peringatan keras terhadap praktik perdukunan dan ramalan, serta menyoroti peran penting seorang nabi yang diutus Tuhan. Nabi sejati akan berbicara sesuai dengan firman Tuhan, dan siapa pun yang mengabaikan perkataannya akan dimintai pertanggungjawaban. Pasal ini secara simultan mengajarkan pentingnya ketaatan pada ajaran yang benar dan kehati-hatian terhadap ajaran sesat. Kesamaan tema antara kedua pasal ini, yaitu tentang keadilan, kebenaran, dan perlindungan, menegaskan bahwa Tuhan adalah Tuhan yang Maha Adil dan Maha Mengasihi. Ia menginginkan umat-Nya untuk hidup dalam kasih kepada sesama, memperlakukan semua orang dengan hormat, terutama mereka yang rentan, sambil senantiasa teguh pada kebenaran firman-Nya. Mengingat Ulangan 19 dan 18 adalah sebuah undangan untuk merefleksikan bagaimana prinsip-prinsip ilahi ini dapat diwujudkan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam struktur masyarakat maupun dalam relasi pribadi.