Ulangan 23:17 - Jauhi Perzinahan

"Janganlah engkau melakukan percabulan. Anak perempuan siapapun janganlah kau jadikan selir, dan perempuan siapapun janganlah menjadi gundik raja."
JAUHI DOSA Hormati Kesucian
Simbol kesucian dan kekudusan, mengingatkan akan pentingnya menjaga diri.

Ayat Ulangan 23:17 merupakan sebuah perintah yang tegas dari Tuhan kepada umat-Nya untuk menjaga kemurnian dan kesucian dalam hubungan seksual. Perintah ini bukan hanya berlaku bagi kaum laki-laki, tetapi juga implisit bagi perempuan untuk menjaga diri mereka dari perilaku yang tidak pantas. Konteks ayat ini berkaitan dengan hukum-hukum mengenai kekudusan umat Israel saat mereka bersiap memasuki tanah perjanjian. Tujuannya adalah untuk membedakan mereka dari bangsa-bangsa lain yang memiliki praktik-praktik penyembahan berhala yang seringkali dikaitkan dengan ritual seksual yang amoral.

Perintah untuk "janganlah engkau melakukan percabulan" mencakup larangan terhadap segala bentuk hubungan seksual di luar pernikahan yang sah. Kata "percabulan" dalam bahasa Ibrani (zenut) memiliki makna yang luas, mencakup perzinahan, hubungan sedarah, dan berbagai bentuk kenajisan seksual lainnya. Dengan demikian, ayat ini menegaskan standar moral yang tinggi yang diharapkan Tuhan dari umat-Nya. Menjaga kesucian seksual adalah bagian integral dari ketaatan kepada Tuhan dan sebagai bentuk penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain.

Lebih lanjut, ayat ini secara spesifik menyebutkan larangan bagi laki-laki Israel untuk menjadikan anak perempuan siapapun sebagai selir atau perempuan siapapun sebagai gundik raja. Meskipun istilah "selir" dan "gundik raja" mungkin memiliki nuansa yang berbeda dalam konteks sosial dan politik pada zaman itu, esensinya adalah untuk mencegah penindasan, eksploitasi, dan pembentukan hubungan yang tidak sah yang dapat merusak tatanan sosial dan moral. Perintah ini menekankan pentingnya menghargai martabat setiap individu, terutama perempuan, dan mencegah praktik yang dapat merendahkan atau memperbudak mereka dalam konteks seksual.

Dalam konteks modern, makna Ulangan 23:17 tetap relevan. Tantangan terhadap kesucian seksual semakin kompleks di era digital dengan maraknya konten pornografi dan budaya yang semakin permisif. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya membangun integritas moral, menetapkan batasan yang sehat dalam hubungan, dan menjauhi segala bentuk godaan yang dapat membawa kita pada dosa. Menjaga kesucian diri bukan hanya demi menghindari hukuman atau konsekuensi negatif, tetapi sebagai respons ketaatan kepada Tuhan yang mengasihi dan menginginkan yang terbaik bagi umat-Nya. Ini adalah panggilan untuk hidup dalam kekudusan, memuliakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hubungan pribadi dan seksual kita.

Memelihara kesucian diri membutuhkan komitmen yang kuat, doa yang tekun, dan dukungan dari komunitas yang saleh. Dengan memahami dan merenungkan perintah dalam Ulangan 23:17, kita diajak untuk semakin sadar akan nilai kesucian dan berusaha untuk menjalaninya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai tanda kasih dan ketaatan kita kepada Sang Pencipta.