Ilustrasi: Kedermawanan dan berkat yang berlimpah.
Ayat Ulangan 24:21 merupakan salah satu pengingat yang kuat tentang pentingnya kasih dan kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan. Dalam konteks hukum Taurat, ayat ini memberikan instruksi yang spesifik kepada bangsa Israel mengenai cara memanen hasil bumi mereka. Ditekankan bahwa saat memanen kebun anggur, mereka tidak diperbolehkan mengambil setiap tangkai yang tersisa.
Sisa-sisa hasil panen ini secara khusus diperuntukkan bagi golongan masyarakat yang paling rentan: orang asing (para pendatang yang tidak memiliki tanah warisan), yatim piatu (anak-anak yang kehilangan ayah), dan janda (wanita yang kehilangan suami). Ini menunjukkan sebuah sistem sosial yang dibangun di atas prinsip keadilan dan belas kasihan ilahi. Tuhan tidak hanya menginginkan kepatuhan terhadap ritual keagamaan, tetapi juga perilaku moral yang mencerminkan karakter-Nya.
Pesan dalam Ulangan 24:21 jauh melampaui sekadar aturan pertanian. Ini adalah mandat untuk hidup dalam komunitas yang saling mendukung. Dengan menyisakan hasil panen bagi yang kurang beruntung, bangsa Israel diajarkan untuk tidak bersikap egois atau serakah. Tindakan ini adalah wujud nyata dari iman, yang percaya bahwa kedaulatan dan kemurahan Tuhan adalah sumber berkat yang sejati. Ketika mereka menabur kebaikan, mereka juga akan menuai berkat.
Janji yang menyertai perintah ini sangatlah mengharukan: "supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu." Berkat Tuhan bukan hanya dalam hal kelimpahan materi, tetapi juga dalam keberhasilan dan kelancaran segala usaha yang mereka lakukan. Ini adalah konsep timbal balik: ketaatan pada perintah Tuhan yang mencerminkan kasih-Nya, akan mendatangkan pemeliharaan dan berkat dari-Nya.
Dalam konteks kekinian, ayat ini terus relevan. Prinsip keadilan, belas kasihan, dan berbagi dengan sesama yang membutuhkan adalah nilai-nilai universal yang tetap penting. Meskipun mungkin kita tidak lagi hidup dalam sistem pertanian kuno, semangat Ulangan 24:21 tetap menuntut kita untuk memperhatikan mereka yang kurang beruntung di sekitar kita. Apakah itu melalui donasi, sukarela, atau sekadar menawarkan bantuan kepada tetangga yang membutuhkan, tindakan kebaikan kecil sekalipun dapat memiliki dampak besar.
Kita diundang untuk melihat setiap berkat yang kita terima sebagai kesempatan untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain. Ingatlah bahwa Tuhan melihat hati dan tindakan kita. Dengan mempraktikkan kemurahan hati, kita tidak hanya memenuhi panggilan moral, tetapi juga membuka diri untuk menerima lebih banyak lagi berkat dari Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Ini adalah undangan untuk menjalani kehidupan yang dipenuhi kedermawanan, keadilan, dan iman, yang pada akhirnya membawa kehidupan yang lebih berkelimpahan dan diberkati.