"Maka semua bangsa akan bertanya: 'Oleh sebab apa TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini? Kemarahan yang besar ini, oleh sebab apa?'"
Ayat Ulangan 29:24 berbicara tentang konsekuensi yang dihadapi oleh bangsa yang meninggalkan perjanjian dan hukum-hukum Tuhan. Ayat ini muncul setelah Musa menyampaikan perjanjian baru di dataran Moab, mengingatkan umat Israel tentang berkat yang akan mereka terima jika mereka taat, dan kutuk yang akan menimpa mereka jika mereka tidak patuh. Konteksnya adalah peringatan keras kepada Israel agar tidak mengikuti jalan bangsa-bangsa lain yang menyembah berhala dan hidup dalam kebejatan.
Ketika ayat ini diucapkan, Musa membayangkan masa depan ketika Israel, karena ketidaktaatan mereka, akan tercerai-berai di antara bangsa-bangsa dan negeri mereka akan menjadi tandus dan penuh keheranan. Bangsa-bangsa lain yang melihat kehancuran ini akan bertanya-tanya mengapa hal tersebut terjadi. Mereka akan mengaitkan kehancuran itu dengan tindakan Tuhan yang sedang menghakimi umat-Nya. Pertanyaan "Oleh sebab apa TUHAN berbuat demikian kepada negeri ini?" menjadi sebuah pengakuan bahwa hanya Tuhan yang mampu melakukan hal sebesar itu, baik dalam memberikan berkat maupun dalam memberikan hukuman yang dahsyat.
Ayat Ulangan 29:24 memberikan pelajaran penting tentang kedaulatan Tuhan dan konsekuensi dari pilihan manusia. Tuhan adalah Tuhan yang adil, dan tindakan-Nya selalu memiliki alasan yang benar, meskipun seringkali tidak dipahami sepenuhnya oleh manusia. Ketidaktaatan kepada Tuhan membawa malapetaka, bukan hanya bagi individu tetapi juga bagi suatu bangsa. Kehancuran Israel yang dinubuatkan ini menjadi saksi bisu tentang keseriusan pelanggaran perjanjian dengan Tuhan.
Lebih lanjut, ayat ini menekankan pentingnya pemeliharaan perjanjian dengan Tuhan. Perjanjian bukanlah sekadar formalitas, melainkan komitmen yang mendalam untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Bagi umat beriman, ini adalah pengingat untuk terus waspada, menjaga kekudusan hidup, dan tidak terbawa arus dunia yang seringkali bertentangan dengan nilai-nilai ilahi. Kisah Israel menjadi pelajaran sejarah yang terus relevan untuk generasi selanjutnya, memperingatkan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Di tengah kehidupan modern, ayat ini mengajak kita untuk merenungkan hubungan kita dengan Tuhan. Apakah kita hidup dalam kesetiaan kepada-Nya? Apakah kita memahami bahwa tindakan-Nya memiliki dasar keadilan dan kasih, meskipun terkadang sulit dipahami? Pertanyaan yang diajukan oleh bangsa-bangsa asing ini seharusnya juga menjadi pertanyaan reflektif bagi diri kita sendiri: "Oleh sebab apa Tuhan mengizinkan hal-hal terjadi dalam hidupku atau dalam bangsaku?" Jawaban yang sesungguhnya seringkali terletak pada pilihan-pilihan yang kita buat terkait dengan firman-Nya.
Ulangan 29:24 adalah pengingat akan kuasa dan keadilan Tuhan. Ia mendorong kita untuk menghargai berkat-berkat-Nya, berhati-hati agar tidak jatuh ke dalam dosa, dan selalu mencari jalan Tuhan dalam segala aspek kehidupan. Melalui pemahaman akan ayat ini, kita dapat lebih menghargai anugerah keselamatan dan tuntunan-Nya dalam perjalanan iman kita.
Semoga perenungan Ulangan 29:24 ini membawa kita pada ketaatan yang lebih mendalam dan iman yang lebih teguh.