Ulangan 6:20 Menjadi Saksi Kasih

Ulangan 6:20

"Apabila di waktu mendatang anakmu bertanya kepadamu: Apakah arti daripada peringatan-peringatan serta peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN, Allah kita, kepadamu?"

Ayat ini dari kitab Ulangan membuka pintu percakapan yang sangat penting, sebuah dialog antara orang tua dan anak yang menjadi inti dari transmisi iman dan nilai-nilai. Frasa "Apabila di waktu mendatang anakmu bertanya kepadamu" menandakan sebuah harapan dan sebuah tugas. Ini bukan tentang pertanyaan yang dipaksakan, melainkan sebuah undangan untuk berbagi, sebuah celah ketika rasa ingin tahu anak muncul, sebuah momen ketika mereka siap untuk mendengar dan memahami. Ini adalah tentang bagaimana kita membimbing generasi berikutnya dalam pemahaman tentang Tuhan dan firman-Nya.

Pertanyaan anak, "Apakah arti daripada peringatan-peringatan serta peraturan-peraturan dan hukum-hukum yang diperintahkan TUHAN, Allah kita, kepadamu?" mencerminkan pencarian makna yang mendalam. Anak-anak secara alami ingin tahu tentang dunia di sekitar mereka, termasuk tentang keyakinan dan praktik spiritual keluarga mereka. Mereka melihat orang tua mereka bertindak berdasarkan prinsip-prinsip tertentu dan ingin memahami "mengapa" di baliknya. Mereka ingin tahu mengapa ada peringatan, mengapa ada peraturan, dan mengapa ada hukum. Ini adalah kesempatan emas bagi orang tua untuk tidak hanya memberikan jawaban, tetapi untuk menenun kisah iman yang hidup.

Menjawab pertanyaan ini bukan sekadar menghafal daftar aturan. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan untuk menjelaskan bahwa hukum-hukum dan peraturan-peraturan Tuhan bukanlah beban yang memberatkan, melainkan pedoman yang penuh kasih yang dirancang untuk kebaikan dan kesejahteraan umat-Nya. Ini adalah waktu untuk mengajarkan bahwa peringatan-peringatan Tuhan adalah cara-Nya untuk melindungi kita dari bahaya, dan peraturan-Nya adalah peta jalan menuju kehidupan yang memuaskan dan bermakna.

Orang tua dipanggil untuk menjadi penafsir yang handal. Mereka harus mampu menerjemahkan kebenaran ilahi yang seringkali abstrak menjadi sesuatu yang konkret dan relevan bagi pemahaman anak. Ini mungkin melibatkan berbagi pengalaman pribadi, menceritakan kisah-kisah Alkitab dengan cara yang menarik, atau bahkan menghubungkan ajaran-ajaran Tuhan dengan kejadian sehari-hari. Intinya adalah bahwa jawaban tersebut harus datang dari hati yang penuh kasih dan keyakinan, mencerminkan kedalaman hubungan pribadi dengan Tuhan sendiri.

Dengan demikian, Ulangan 6:20 mengajarkan kita bahwa pendidikan iman adalah sebuah proses yang berkelanjutan, dimulai dari rumah. Ini adalah tentang menciptakan lingkungan di mana pertanyaan disambut, di mana kebenaran ilahi dibagikan dengan sukacita, dan di mana generasi muda dapat bertumbuh dalam pemahaman yang mendalam tentang kasih dan kedaulatan Tuhan, serta belajar menjadi saksi-Nya di dunia.