Wahyu 17:10 - Menyingkap Misteri Akhir Zaman

"Dan ada tujuh raja: lima telah jatuh, yang satu ada sekarang, yang lain belum tiba, dan jika ia tiba, ia hanya akan tinggal sebentar."

Tujuh Raja Saat Ini
Ilustrasi simbolis tujuh kerajaan

Kitab Wahyu, pasal 17, ayat 10, menghadirkan sebuah nubuatan yang mendalam tentang suksesi kekuasaan raja-raja di akhir zaman. Ayat ini bagaikan potongan puzzle yang membutuhkan pemahaman historis dan teologis untuk dipecahkan. Dalam gambaran kenabian yang penuh simbolisme, Yohanes, penulis kitab suci ini, diperlihatkan tujuh raja yang memiliki kaitan erat dengan kerajaan yang digambarkan sebagai "binatang" yang keluar dari lautan.

Pernyataan "lima telah jatuh, yang satu ada sekarang, yang lain belum tiba" memberikan kerangka waktu yang krusial. "Lima telah jatuh" merujuk pada lima dinasti atau sistem pemerintahan yang telah berlalu sebelum masa penulisan atau masa penggenapan nubuatan ini. Penafsiran mengenai siapa kelima raja ini sering kali diperdebatkan, namun banyak yang mengaitkannya dengan kekaisaran-kekaisaran besar yang pernah mendominasi wilayah di sekitar Israel pada masa lalu, seperti Mesir, Asyur, Babilonia, Persia, dan Yunani. Kekaisaran-kekaisaran ini, pada masanya, memegang kendali atas tanah perjanjian dan memengaruhi jalannya sejarah keselamatan.

Frasa "yang satu ada sekarang" menandakan sebuah kekuasaan atau sistem pemerintahan yang sedang eksis pada saat ayat ini dibacakan atau ditafsirkan dalam konteks kekiniannya. Bagi banyak pembaca nubuatan ini, ini bisa merujuk pada kekaisaran Romawi, yang pada masa penulisan Kitab Wahyu, merupakan kekuatan dominan di Mediterania. Alternatif lain, tergantung pada kerangka waktu penafsiran, bisa jadi merujuk pada kekuatan global yang sedang berkuasa di akhir zaman. Yang terpenting adalah adanya satu entitas kekuasaan yang menjadi fokus pada periode "saat ini".

Bagian terakhir dari ayat ini, "yang lain belum tiba, dan jika ia tiba, ia hanya akan tinggal sebentar," adalah inti dari prediksi masa depan. Ini berbicara tentang raja kedelapan yang akan muncul setelah yang ketujuh (yang saat ini ada atau yang ketujuh dalam siklus penafsiran). Namun, kemunculan raja kedelapan ini unik; ia bukanlah kelanjutan yang stabil, melainkan sosok yang bersifat sementara. Sebagian penafsir melihat ini sebagai sebuah entitas yang akan bangkit dari atau berkaitan erat dengan tujuh sebelumnya, namun masa kekuasaannya akan sangat singkat sebelum penghakiman terakhir tiba. Ini bisa menjadi sebuah penegasan bahwa meskipun berbagai kekuatan politik muncul dan runtuh, tatanan akhir yang ilahi tidak dapat dihalangi. Kemunculan yang terakhir ini menjadi penanda semakin dekatnya akhir dari sistem dunia yang ada dan dimulainya kerajaan kekal.

Nubuatan Wahyu 17:10 bukan sekadar catatan sejarah atau prediksi politik semata. Ia adalah pengingat akan kedaulatan Allah atas segala bangsa dan kerajaan. Kekuasaan manusia bersifat sementara, tunduk pada rencana ilahi yang lebih besar. Memahami ayat ini membantu umat percaya untuk tetap teguh, mengantisipasi kedatangan Kerajaan Allah, dan tidak terbuai oleh kekuatan duniawi yang silih berganti.