Wahyu 17:15 - Air adalah Rakyat

"Dan Ia berkata kepadaku: "Air yang engkau lihat, di mana perempuan pelacur itu duduk, ialah bangsa-bangsa, kaum kerabat, bahasa dan umat."
Laut Kehidupan dan Manusia

Ayat Wahyu 17:15 memberikan sebuah penjelasan yang sangat penting dan gamblang mengenai simbolisme yang digunakan dalam penglihatan tersebut. Ketika malaikat menjelaskan tentang "air" yang dilihat oleh Yohanes, tempat perempuan pelacur besar itu duduk, ia menyatakan dengan tegas bahwa air tersebut bukanlah air harfiah dalam arti fisik, melainkan mewakili "bangsa-bangsa, kaum kerabat, bahasa dan umat." Ini adalah metafora yang kuat tentang keberagaman manusia di bumi yang menjadi landasan kekuatan bagi entitas simbolis yang digambarkan dalam kitab Wahyu.

Penggambaran ini mengundang kita untuk memahami bahwa kekuasaan, pengaruh, dan bahkan penindasan yang digambarkan oleh "perempuan pelacur besar" tidaklah berdiri sendiri. Kekuatannya bersumber dari dukungan, kesetiaan, atau setidaknya ketidakpedulian dari sejumlah besar manusia. "Air" di sini melambangkan lautan manusia yang luas, mencakup semua perbedaan etnis, budaya, bahasa, dan latar belakang sosial. Ini menunjukkan bagaimana kekuatan yang gelap dapat memanfaatkan dan mengendalikan berbagai kelompok manusia untuk tujuan mereka sendiri.

Dalam konteks nubuatan Wahyu, ayat ini sering diinterpretasikan berkaitan dengan sistem kekuasaan duniawi yang berlawanan dengan kehendak Tuhan. "Perempuan pelacur" melambangkan kekuatan spiritual atau politik yang korup, yang memikat atau memaksa bangsa-bangsa untuk tunduk pada kebijakannya yang menyimpang. Ketergantungan kekuatan ini pada "air" menunjukkan bahwa tidak ada entitas kekuasaan yang besar yang dapat eksis tanpa pengikut atau pendukung dari berbagai kalangan umat manusia. Setiap individu, sebagai bagian dari "bangsa-bangsa," turut berkontribusi dalam membentuk lanskap spiritual dan politik dunia.

Memahami ayat ini memberikan perspektif yang lebih luas tentang bagaimana kekuatan bekerja di dunia. Ini juga menjadi pengingat bagi setiap individu untuk kritis terhadap pengaruh yang datang dari berbagai sumber. Mengetahui bahwa "air" itu adalah kita, umat manusia, memberikan tanggung jawab untuk tidak menjadi bagian pasif dari gelombang yang membawa kehancuran, melainkan mencari sumber kekuatan yang sejati, yaitu firman Tuhan. Inilah inti dari pengajaran Alkitab: pentingnya mengenali sumber kebenaran dan hidup sesuai dengan-Nya, terlepas dari tekanan atau godaan dari dunia yang penuh dengan "bangsa-bangsa" yang beragam.