Wahyu 18:10

"Mereka akan berdiri dari jauh karena takut akan siksaannya, serta berkata: Celakalah, celakalah kota besar Babel, kota yang kuat, sebab dalam satu saat saja telah sampai hukumanmu!"
Babel Runtuh Hancur Terbakar

Ayat Wahyu 18:10 menggambarkan sebuah momen dramatis dan mengerikan: kejatuhan kota besar Babel. Kata-kata yang diucapkan, "Celakalah, celakalah kota yang kuat, sebab dalam satu saat saja telah sampai hukumanmu!", merefleksikan keterkejutan dan ketakutan yang mendalam dari para saksi mata yang melihat kehancuran ini. Kejatuhan ini digambarkan sebagai sesuatu yang terjadi dengan sangat cepat, "dalam satu saat saja", menunjukkan betapa tiba-tibanya murka ilahi datang atas kota yang sombong dan kuat ini.

Dalam konteks Kitab Wahyu, Babel sering diinterpretasikan sebagai simbol kekuasaan duniawi yang menentang Allah, sistem ekonomi yang korup, dan pusat penyembahan berhala serta kemerosotan moral. Kehancurannya bukan sekadar peristiwa fisik, melainkan juga lambang kekalahan akhir dari kekuatan jahat yang melawan kehendak Tuhan. Gambaran kehancuran ini menimbulkan rasa ngeri, tetapi juga memberikan harapan bagi umat percaya bahwa keadilan akan ditegakkan.

Perasaan yang digambarkan dalam ayat ini adalah ketakutan luar biasa yang membuat orang berdiri "dari jauh". Mereka tidak berani mendekat karena takut akan turut merasakan siksaan yang sama yang menimpa Babel. Ini menyiratkan bahwa hukuman yang dijatuhkan sangat dahsyat dan menimbulkan kengerian yang luas. Orang-orang yang sebelumnya mungkin tergiur oleh kemegahan dan kekuatan Babel kini hanya bisa menyaksikan kejatuhannya dengan rasa ngeri dan kesadaran akan kerapuhan segala sesuatu yang dibangun di atas fondasi yang salah.

Peristiwa kejatuhan Babel yang digambarkan dalam Wahyu 18:10 menjadi pengingat kuat akan konsekuensi dari kesombongan, keserakahan, dan penolakan terhadap prinsip-prinsip ilahi. Kata "celakalah" yang diulang dua kali menekankan betapa besar kerugian dan kehancuran yang dialami. Namun, di balik gambaran kehancuran ini, terdapat pesan penghiburan bagi mereka yang setia. Kejatuhan Babel menandai akhir dari penindasan dan permulaan dari keadilan yang kekal. Ayat ini mendorong umat untuk tetap teguh dalam iman, menyadari bahwa segala bentuk kekuasaan yang menentang Tuhan pada akhirnya akan tumbang.

Kehancuran yang tiba-tiba ini juga mengajarkan tentang kerentanan kekayaan dan kekuasaan duniawi. Apa yang tampak begitu kokoh dan tak tergoyahkan, dalam sekejap mata bisa lenyap. Inilah sebabnya para saksi mata "berdiri dari jauh", mengakui bahwa kekuatan mereka sendiri tidak berarti apa-apa di hadapan kekuatan penghakiman ilahi. Wahyu 18:10 mengajak kita untuk merenungkan prioritas hidup kita, apakah kita membangun di atas fondasi yang kekal atau hanya pada kemegahan duniawi yang sementara dan pada akhirnya akan binasa.