Yehezkiel 1:23

"Dan di atas para makhluk itu ada bentangan, bagaikan kilauan permata yang menakutkan, terentang di atas sayap-sayap mereka."
Kemuliaan Ilahi

Ayat Yehezkiel 1:23 menyajikan gambaran visual yang luar biasa tentang kemuliaan Allah yang dinyatakan melalui makhluk-makhluk surgawi. Dalam penglihatan kenabiannya, Yehezkiel menyaksikan sebuah bentangan yang terentang di atas keempat makhluk hidup tersebut. Bentangan ini digambarkan sebagai sesuatu yang memiliki "kilauan permata yang menakutkan". Kata "menakutkan" di sini bukanlah dalam artian membuat takut karena kejahatan, melainkan dalam arti kekaguman yang mendalam dan rasa hormat yang luar biasa di hadapan sesuatu yang mahakudus dan agung.

Deskripsi ini menekankan keindahan dan kecemerlangan yang melampaui pemahaman manusia. Kilauan permata menyiratkan warna-warni yang kaya, cahaya yang memancar, dan keindahan yang tak ternilai. Ketika dikaitkan dengan kemuliaan Allah, ini menunjukkan bahwa kehadiran-Nya dipenuhi dengan keagungan, cahaya, dan kesempurnaan yang sempurna. Bentangan ini seperti sebuah kanopi atau atap surgawi yang melindungi dan menyelimuti makhluk-makhluk hidup tersebut, sekaligus menjadi simbol dari kedaulatan dan kekuasaan Allah yang membentang di atas segalanya.

Makna Kilauan Permata

Perumpamaan dengan permata mengingatkan kita pada kekayaan, kemurnian, dan keindahan yang sering dikaitkan dengan hal-hal yang berharga dan surgawi. Dalam konteks Ilahi, ini bisa melambangkan berbagai aspek sifat Allah: keadilan-Nya yang murni seperti berlian, kasih-Nya yang dalam seperti safir, kesetiaan-Nya yang abadi seperti zamrud, dan kemuliaan-Nya yang tak terukur.

Keberadaan bentangan ini di atas sayap-sayap makhluk hidup juga menunjukkan bahwa kemuliaan Allah adalah sumber kehidupan, perlindungan, dan otoritas bagi ciptaan-Nya. Keempat makhluk hidup itu sendiri, yang memiliki banyak mata dan sayap, melambangkan kesadaran penuh, mobilitas yang cepat, dan pelayanan yang tak kenal lelah kepada Allah. Di atas mereka semua, terbentanglah kemuliaan-Nya yang memancar.

Simbol Kehadiran dan Kedaulatan Allah

Penglihatan ini bukan hanya sekadar deskripsi visual, tetapi juga sebuah penegasan tentang kehadiran Allah yang transformatif. Yehezkiel, yang merupakan seorang imam, menyaksikan ini di tengah-tengah pembuangan di Babel. Penglihatan ini memberinya kepastian bahwa meskipun Bait Suci di Yerusalem mungkin hancur, Allah tidak meninggalkan umat-Nya. Kemuliaan-Nya tetap ada, berkuasa, dan siap untuk memimpin umat-Nya melalui masa-masa sulit.

Ayat ini mengajak kita untuk merenungkan kebesaran, keindahan, dan kekudusan Allah. Gambaran kilauan permata yang menakutkan ini mengingatkan kita bahwa Allah jauh melampaui pemahaman kita, namun juga sangat indah dan penuh kemuliaan. Kehadiran-Nya yang agung membawa rasa hormat dan kagum, serta memberikan jaminan akan kuasa dan pemeliharaan-Nya yang tak terbatas.