"Ketika mereka berjalan, kedengarannya seperti deru air yang besar, seperti suara Yang Mahakuasa; suatu suara kemuliaan, seperti suara balatentara. Ketika mereka berhenti, mereka menarik sayap mereka."
Ayat Yehezkiel 1:24 adalah sebuah gambaran yang luar biasa dan menggugah imajinasi tentang penampakan ilahi. Bagian dari visi Yehezkiel yang luas dan mendalam, ayat ini berfokus pada suara yang mengiringi gerakan makhluk-makhluk hidup yang ia lihat. Suara ini digambarkan sangat kuat, menyerupai berbagai fenomena alam yang dahsyat sekaligus keagungan surgawi. Penggunaan metafora seperti "deru air yang besar," "suara Yang Mahakuasa," dan "suara balatentara" menunjukkan skala kekuatan dan kemuliaan yang melampaui pemahaman manusiawi. Ini bukan sekadar suara biasa, melainkan resonansi dari keberadaan ilahi yang transformatif.
Perikop ini menyoroti aspek auditori dari kehadiran Tuhan. Di tengah keterkejutan dan kekaguman Yehezkiel, suara itu menjadi penanda utama keagungan yang sedang diperlihatkan. "Suara kemuliaan" secara eksplisit menghubungkan bunyi tersebut dengan aspek keagungan Tuhan sendiri. Ini mengisyaratkan bahwa kebesaran Tuhan tidak hanya dapat dilihat, tetapi juga didengar dalam manifestasi-Nya yang paling nyata. Suara ini membawa nuansa otoritas yang tak terbantahkan dan kekuatan yang mengendalikan alam semesta.
Deskripsi mengenai gerakan makhluk-makhluk itu sendiri – "Ketika mereka berjalan... Ketika mereka berhenti, mereka menarik sayap mereka" – memberikan gambaran tentang keteraturan dan tujuan yang ilahi. Bahkan dalam gerakan yang begitu dinamis dan penuh kekuatan, ada keseimbangan dan respons yang sempurna terhadap kehendak yang lebih tinggi. Sayap yang ditarik saat berhenti menunjukkan kesiapan untuk bertindak, tetapi juga kepatuhan pada waktu dan perintah yang telah ditetapkan. Ini adalah gambaran tentang kekuatan yang terkendali, yang tidak semata-mata liar, tetapi memiliki kendali penuh dan presisi surgawi.
Visi Yehezkiel ini sering kali diinterpretasikan dalam konteks teologis yang lebih luas. Makhluk-makhluk hidup itu (kerub) dan roda-roda di samping mereka (ofanim) adalah bagian dari takhta ilahi Tuhan. Suara yang mereka hasilkan adalah gema dari keberadaan Tuhan yang mulia yang menduduki takhta itu. Ini bukan hanya tentang kekaguman, tetapi juga tentang pengingat akan kedaulatan Tuhan atas segala sesuatu. Para nabi sering kali menerima pesan-metode penampakan ilahi yang dramatis untuk menyampaikan kebenaran-Nya dengan cara yang tak terlupakan.
Bagi pembaca modern, Yehezkiel 1:24 menawarkan perspektif tentang bagaimana memahami kebesaran Tuhan. Suara yang menggetarkan itu mengingatkan kita bahwa Tuhan hadir dalam kekuatan dan kemuliaan yang sering kali tidak dapat kita ukur atau pahami sepenuhnya. Namun, meskipun dahsyat, suara itu juga teratur, menyertai gerakan yang memiliki tujuan. Ini memberikan rasa penghiburan dan kepercayaan bahwa di balik fenomena yang menakjubkan, ada rencana ilahi yang sedang berlangsung. Ayat ini mendorong kita untuk mendengarkan bukan hanya dengan telinga fisik, tetapi dengan hati yang terbuka, siap untuk mendengar suara kemuliaan Tuhan dalam kehidupan kita, bahkan dalam momen-momen yang paling sunyi sekalipun, karena keagungan-Nya bisa hadir dalam berbagai bentuk yang tak terduga.