Yehezkiel 12:7

"Maka aku melakukan seperti yang diperintahkan kepadaku: pada waktu siang aku mengeluarkan barang-barangku, seolah-olah untuk diangkut ke pembuangan, dan pada waktu petang aku menggali lubang dengan tanganku pada dinding; aku mengeluarkan barang-barangku pada waktu petang, memikulnya di atas bahu dengan muka tertutup, supaya jangan dilihat oleh mataku barang yang keluar dari rumahnya."

Ayat Yehezkiel 12:7 merupakan sebuah gambaran visual yang kuat dan dramatis tentang pesan kenabian yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel. Ayat ini bukan sekadar narasi, melainkan sebuah tindakan simbolis yang memiliki makna mendalam, ditujukan untuk mengkomunikasikan kebenaran ilahi kepada umat yang sedang menghadapi masa-masa sulit dan penghakiman. Melalui tindakan nyata ini, Yehezkiel memperagakan apa yang akan terjadi pada bangsa Yehuda, yaitu kejatuhan Yerusalem dan pembuangan ke Babel.

Siang & Malam
Ilustrasi: Yehezkiel memperagakan pemindahan barang di waktu siang dan malam.

Perintah Tuhan agar Yehezkiel melakukan tindakan simbolis ini adalah agar ia menjadi "tanda" bagi kaumnya. Umat Israel pada masa itu banyak yang keras kepala, enggan mendengarkan firman Tuhan, dan menolak mengakui kesalahan mereka. Mereka hidup dalam kepura-puraan, mengabaikan ancaman penghakiman yang telah berulang kali diperingatkan melalui para nabi. Yehezkiel diminta untuk bertindak "pada waktu siang" dengan mengeluarkan barang-barangnya seolah-olah untuk diangkut ke pembuangan. Ini menggambarkan proses awal kehancuran yang akan datang, di mana masyarakat masih mencoba untuk melanjutkan aktivitas normal mereka, tetapi di bawah bayang-bayang malapetaka.

Kemudian, "pada waktu petang" Yehezkiel menggali lubang pada dinding dan mengeluarkan barang-barangnya memikulnya di atas bahu dengan muka tertutup. Tindakan ini memiliki beberapa lapisan makna. Menggali lubang pada dinding menyiratkan bahwa kehancuran akan datang dengan cara yang tidak terduga dan menghancurkan pertahanan mereka. Memikul barang-barang di atas bahu menunjukkan beban berat dan perpindahan yang dipaksakan. Penutup wajah adalah simbol penting: ia menunjukkan ketidakmampuan untuk melihat masa depan yang suram, ketidakberdayaan, dan rasa malu yang akan menyelimuti mereka yang dibuang. Ini adalah pengingat bahwa apa yang mereka alami bukanlah hasil dari ketidak sengajaan, tetapi konsekuensi langsung dari dosa dan pemberontakan mereka terhadap Tuhan.

Tuhan menekankan agar Yehezkiel melakukan ini "supaya jangan dilihat oleh mataku barang yang keluar dari rumahnya." Frasa ini sering ditafsirkan dengan dua cara. Pertama, Yehezkiel sendiri tidak diperbolehkan melihat apa yang keluar dari rumahnya, menekankan bahwa dia hanyalah alat Tuhan dan fokusnya adalah pada perintah ilahi, bukan pada pandangan pribadinya. Kedua, ini bisa berarti bahwa Allah tidak ingin melihat keluarnya barang-barang dari rumah-rumah itu karena itu adalah bagian dari penghakiman yang harus Ia timpakan sebagai akibat dari dosa mereka. Namun, yang paling umum diterima adalah bahwa Yehezkiel diminta untuk tidak melihatnya sebagai pandangan pribadi, melainkan sebagai gambaran penghakiman yang mengerikan. Tindakan ini bukan tentang mencari keuntungan pribadi atau melarikan diri, melainkan sebuah pertunjukan otoritas dan kehendak Allah yang tidak dapat dihindari.

Yehezkiel 12:7 adalah sebuah peringatan yang sangat relevan. Ia mengingatkan kita bahwa Tuhan menghargai kejujuran dan keseriusan dalam menghadapi kebenaran-Nya. Ketika manusia mengabaikan peringatan Tuhan, bersembunyi di balik kepura-puraan, atau menutup mata terhadap dosa, konsekuensinya bisa jadi sangat berat. Tindakan simbolis Yehezkiel merupakan bukti nyata bahwa firman Tuhan memiliki kekuatan dan konsekuensi. Melalui peragaan ini, umat Israel dipaksa untuk merenungkan realitas masa depan mereka yang gelap dan untuk memahami kedalaman kejatuhan yang menanti mereka jika mereka tidak bertobat.