Yehezkiel 13:10

"Karena sesungguhnya, sebab mereka telah menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: 'Damai', padahal tidak ada damai, dan karena mereka membangun tembok sebelah luar, padahal mereka mengapurnya padahal ia akan roboh."

Ayat Yehezkiel 13:10 memberikan peringatan yang sangat tajam dan relevan, bahkan hingga saat ini. Ayat ini berbicara tentang para nabi palsu yang beroperasi di tengah umat Tuhan, memberikan janji-janji palsu tentang kedamaian dan membangun struktur yang rapuh seolah-olah kokoh. Pesan inti dari ayat ini adalah tentang bahaya penyesatan yang disajikan dalam balutan kata-kata manis dan janji-janji kosong.

Firman Tuhan melalui Yehezkiel secara gamblang menggambarkan tindakan para nabi yang bertindak sebagai pembohong. Mereka "telah menyesatkan umat-Ku dengan mengatakan: 'Damai', padahal tidak ada damai." Frasa "damai" di sini bukanlah sekadar ketidakhadiran konflik fisik, melainkan keadaan kesejahteraan spiritual, keamanan di hadapan Tuhan, dan kebenaran yang kokoh. Namun, nabi-nabi palsu ini menyajikan sebuah ilusi kedamaian, sebuah gambaran yang nyaman namun tidak memiliki dasar kebenaran ilahi. Mereka memberikan penangguhan rasa takut dan kecemasan, tanpa menawarkan solusi sejati atau jalan keluar dari masalah yang mendasar.

Lebih lanjut, ayat ini menambahkan perumpamaan yang kuat: "dan karena mereka membangun tembok sebelah luar, padahal mereka mengapurnya padahal ia akan roboh." Pembangunan tembok secara simbolis seringkali berarti menciptakan pertahanan, keamanan, atau struktur yang kokoh. Namun, dalam konteks ini, pembangunan itu dilakukan dengan cara yang keliru. "Membual" atau "mengapurnya" di sini menyiratkan upaya untuk menutupi kelemahan, mempercantik yang rusak, atau membuat sesuatu tampak lebih kuat dari yang sebenarnya. Ini adalah tindakan permukaan, sebuah polesan yang tidak menyentuh akar masalah. Tembok yang mereka bangun pada akhirnya "akan roboh," menunjukkan ketidakberdayaan dan kebohongan dari apa yang mereka sajikan.

Peringatan ini memiliki implikasi yang mendalam bagi umat beriman. Kita perlu senantiasa waspada terhadap suara-suara yang menawarkan kedamaian instan tanpa pertobatan, atau yang menyejukkan hati dengan janji-janji yang tidak berpijak pada kebenaran firman Tuhan. Nubuatan palsu seringkali datang dalam bentuk ajaran yang menyesatkan, penafsiran Alkitab yang menyimpang, atau bahkan budaya popular yang mengaburkan batas antara benar dan salah. Keinginan untuk merasakan kenyamanan dan menghindari kesulitan dapat membuat seseorang rentan terhadap pesan-pesan yang membohongi.

Analogi tembok yang diapur kembali mengingatkan kita bahwa penampilan luar bisa sangat menipu. Sesuatu yang terlihat indah, rapi, dan kokoh belum tentu memiliki fondasi yang kuat. Dalam kehidupan rohani, ini berarti kita tidak bisa hanya berfokus pada ritual luar atau penampilan kesalehan. Kita perlu memeriksa hati kita, kebenaran yang kita pegang, dan buah dari kehidupan kita. Apakah "tembok" kehidupan spiritual kita dibangun di atas dasar Kristus dan ajaran-Nya yang murni, ataukah hanya ditutupi dengan polesan sementara yang akan hancur di hadapan ujian? Yehezkiel 13:10 mengajak kita untuk mencari kebenaran yang sejati, fondasi yang kokoh, dan damai yang hanya bisa ditemukan dalam hubungan yang benar dengan Tuhan.

Dalam dunia yang penuh dengan informasi yang saling bertentangan dan pesan-pesan yang mudah terpengaruh, ayat ini adalah pengingat yang sangat penting untuk terus menggali kebenaran, membandingkan setiap ajaran dengan firman Tuhan, dan berdoa memohon hikmat agar kita tidak tersesat oleh nabi-nabi palsu atau janji-janji kosong yang pada akhirnya hanya akan membawa kehancuran. Kita dipanggil untuk membangun hidup di atas batu karang kebenaran, bukan di atas pasir ilusi.