Yoel 2:16 - Kumpul Orang, Kuduskan Jemaat

"Kumpulkanlah bangsa-bangsa, kuduskanlah jemaat, kumpulkanlah orang-orang tua, kumpulkanlah anak-anak dan bayi-bayi yang menyusu! Biarlah pengantin laki-laki keluar dari biliknya dan pengantin perempuan dari kamar tidurannya."

Teks dari Kitab Yoel, pasal 2 ayat 16, menyampaikan sebuah panggilan ilahi yang kuat dan mendesak. Ini bukan sekadar instruksi biasa, melainkan sebuah perintah yang melibatkan seluruh aspek kehidupan dan komunitas. Ayat ini menekankan pentingnya berkumpulnya seluruh umat, dari yang paling tua hingga bayi yang masih menyusu, serta momen-momen pribadi yang paling sakral seperti upacara pernikahan. Ini adalah seruan untuk bersatu, bukan dalam perayaan biasa, tetapi dalam kekudusan yang mendalam di hadapan Tuhan. Dalam konteks Kitab Yoel, seruan ini seringkali muncul di tengah-tengah peringatan tentang murka Tuhan dan ancaman malapetaka. Hama belalang yang dahsyat, kekeringan yang melanda, dan bayangan perang adalah gambaran betapa gentingnya situasi yang dihadapi umat. Dalam keadaan seperti inilah, Tuhan memanggil umat-Nya untuk melakukan sesuatu yang radikal: mengumpulkan diri mereka, menguduskan diri mereka, dan mendekat kepada-Nya. Pengumpulan "bangsa-bangsa" di sini bisa merujuk pada umat pilihan, Israel, yang dipanggil untuk bersatu dalam menghadapi ujian. Namun, ada juga interpretasi yang melihatnya sebagai panggilan universal, di mana seluruh komunitas, bahkan mungkin bangsa-bangsa lain, diundang untuk merasakan keagungan dan kuasa Tuhan. Kata "kuduskanlah jemaat" adalah kunci utama dalam ayat ini. Kekudusan bukanlah sekadar ketiadaan dosa, melainkan sebuah pemisahan diri untuk tujuan Tuhan. Ini berarti menyingkirkan segala sesuatu yang dapat menghalangi hubungan dengan yang ilahi. Menguduskan diri dalam konteks ini bisa berarti pembersihan rohani, penyesalan atas dosa, dan pengabdian diri yang total. Ini adalah persiapan untuk menghadapi kehadiran Tuhan yang kudus dan maha kuasa. Penyebutan "orang-orang tua" dan "anak-anak serta bayi-bayi yang menyusu" menunjukkan inklusivitas dari panggilan ini. Tidak ada seorang pun yang dikecualikan. Generasi yang bijak dan yang paling rentan, semuanya dipanggil untuk berpartisipasi. Hal ini menekankan bahwa kedaulatan Tuhan meliputi seluruh kehidupan, dari awal hingga akhir. Bahkan momen paling pribadi dan intim, seperti keluarnya pengantin dari biliknya, diserahkan kepada panggilan Tuhan. Ini menunjukkan bahwa segala aspek kehidupan, bahkan yang paling sukacita sekalipun, harus ditempatkan di bawah kehendak dan kekuasaan Tuhan. Yoel 2:16 memberikan pelajaran berharga bagi kita saat ini. Di tengah kesibukan dunia modern, panggilan untuk berkumpul dan menguduskan diri tetap relevan. Ini mengingatkan kita akan pentingnya komunitas iman yang bersatu, yang tidak hanya berkumpul untuk ibadah, tetapi juga untuk saling menguatkan dalam kekudusan. Menguduskan diri berarti secara sadar memilih untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Tuhan, memisahkan diri dari pengaruh dunia yang merusak, dan mempersembahkan seluruh hidup kita sebagai persembahan yang hidup dan kudus. Ayat ini adalah pengingat bahwa dalam setiap musim kehidupan, baik sukacita maupun kesedihan, kita dipanggil untuk mendekat kepada Tuhan dengan hati yang kudus dan penuh penyerahan diri.