"Samaria, kakakmu yang lebih tua, beserta anak-anaknya, yang diam di sebelah utara mereka, dan Yehuda, adikmu yang lebih muda, yang diam di sebelah selatan mereka, adalah seperti dia dan anak-anaknya."
Ayat Yehezkiel 16:46 merupakan bagian dari sebuah nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada Yerusalem. Dalam perumpamaan yang kuat dan terkadang pedih, Yehezkiel membandingkan keadaan Yerusalem dengan dua "saudara" perempuan yang telah jatuh ke dalam kebejatan moral dan spiritual: Samaria dan Sodom. Ayat ini secara khusus menyoroti hubungan antara Samaria, saudara yang lebih tua, dan Yehuda, saudara yang lebih muda, dengan Yerusalem sebagai fokus utama perbandingannya.
Samaria, sebagai ibu kota Kerajaan Israel Utara, sering kali digambarkan dalam Alkitab sebagai pusat penyembahan berhala dan kemurtadan. Kemakmurannya pada masa lalu telah menyilaukan mata penduduknya, membuat mereka melupakan TUHAN Allah mereka. Dosa-dosa Samaria, termasuk penyembahan berhala dan ketidakadilan sosial, menjadi peringatan bagi Yehuda dan Yerusalem. Yehezkiel menyebut Samaria sebagai "kakakmu yang lebih tua" yang telah mendahului dalam jalan kesesatan. Deskripsi "beserta anak-anaknya" menunjukkan bahwa kesesatan Samaria telah mempengaruhi wilayah-wilayah sekitarnya atau generasi penerusnya.
Sementara itu, Yehuda, kerajaan selatan yang berpusat di Yerusalem, disebut sebagai "adikmu yang lebih muda". Meskipun secara geografis berada di selatan Samaria, dalam konteks ayat ini, Yehuda dianggap lebih "muda" dalam hal kesesatan yang lebih parah, atau setidaknya menjadi fokus utama teguran Yehezkiel. Namun, meskipun lebih muda, Yehuda tidak serta-merta lebih baik. Ayat ini mengatakan bahwa Yehuda juga diam di sebelah selatan Samaria, menyiratkan kedekatan geografis dan potensi pengaruh yang kuat satu sama lain.
Inti dari perbandingan ini adalah bahwa kedua kerajaan tersebut, Samaria dan Yehuda, telah meniru "dia", merujuk pada kebobrokan moral dan spiritual yang digambarkan sebelumnya dalam pasal 16, yang sering kali dikaitkan dengan Sodom. Yerusalem, yang seharusnya menjadi kota kekudusan TUHAN, justru telah jatuh ke dalam praktik-praktik yang sama buruknya, bahkan mungkin lebih buruk, daripada saudara-saudaranya. Yehezkiel menggunakan perbandingan ini untuk menunjukkan betapa seriusnya dosa Yerusalem di mata Allah dan betapa besarnya murka-Nya yang akan menimpa mereka jika mereka tidak bertobat.
Pesan dari Yehezkiel 16:46 mengingatkan kita bahwa kemakmuran materi atau kedekatan geografis tidak menjamin kesalehan. Sebaliknya, kegagalan untuk menjaga kesetiaan kepada Allah dan mempraktikkan keadilan dapat membawa kehancuran, terlepas dari status atau kedudukan. Allah memandang dosa dengan serius, dan Ia tidak akan membiarkan umat-Nya terus-menerus hidup dalam penyimpangan tanpa konsekuensi. Perbandingan dengan Samaria dan Yehuda berfungsi sebagai cermin bagi Yerusalem, menunjukkan realitas pahit dari dosa yang merajalela dan kebutuhan mendesak akan pertobatan sejati.