"Sebab itu Aku memberikan kepada mereka ketetapan-ketetapan yang tidak baik dan hukum-hukum yang membuat mereka tidak dapat hidup."
Ayat Yehezkiel 20:25 adalah sebuah pernyataan yang kuat dan mendalam, seringkali membingungkan bagi banyak pembaca. Pernyataan ini datang dalam konteks nubuat Yehezkiel kepada bangsa Israel yang terus menerus memberontak dan tidak setia kepada Tuhan. Dalam ayat ini, Tuhan sendiri menyatakan bahwa Dia memberikan kepada umat-Nya "ketetapan-ketetapan yang tidak baik dan hukum-hukum yang membuat mereka tidak dapat hidup." Sekilas, pernyataan ini tampak kontradiktif dengan sifat Tuhan yang Mahabaik dan Mahaadil. Bagaimana mungkin Tuhan, sumber segala kebaikan, memberikan hukum yang "tidak baik" dan menyebabkan kematian?
Untuk memahami ayat ini dengan benar, kita perlu melihat konteksnya. Bangsa Israel telah berulang kali menolak perintah-perintah Tuhan, menyembah berhala, dan mengikuti jalan-jalan bangsa lain. Mereka telah mengabaikan hukum-hukum yang seharusnya membawa mereka kepada kehidupan dan berkat. Dalam kedaulatan-Nya, Tuhan mengizinkan kejatuhan mereka. Pernyataan "memberikan ketetapan-ketetapan yang tidak baik" bukanlah berarti Tuhan menciptakan kejahatan atau menganjurkan pelanggaran. Sebaliknya, ini adalah ekspresi dari konsekuensi dosa dan penolakan terhadap kehendak ilahi. Tuhan membiarkan mereka mengikuti keinginan mereka sendiri, yang pada akhirnya akan membawa kehancuran. Hukum yang diberikan bukanlah hukum yang jahat secara inheren, melainkan hukum yang, ketika ditolak dan disalahgunakan, menghasilkan konsekuensi yang mengerikan.
Bayangkan seorang dokter yang meresepkan obat pahit untuk menyembuhkan penyakit yang mematikan. Obat itu sendiri mungkin terasa tidak menyenangkan, tetapi tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa. Demikian pula, hukum Tuhan dirancang untuk membawa kehidupan, tetapi ketika ditolak atau diabaikan, dampaknya bisa terasa seperti hukuman. Ayat ini menekankan bahwa pilihan manusia memiliki konsekuensi serius. Penolakan terhadap hukum Tuhan yang membawa kehidupan secara otomatis akan membawa seseorang ke jalan kematian spiritual dan fisik. Tuhan tidak memaksa siapa pun untuk binasa, tetapi Dia membiarkan mereka menuai apa yang mereka tabur ketika mereka memilih jalan yang berlawanan dengan kehendak-Nya.
Lebih lanjut, ayat ini dapat juga dilihat sebagai sebuah cara Tuhan untuk menunjukkan betapa jauhnya bangsa Israel telah menyimpang dari jalan kebenaran. Dengan membiarkan mereka mengalami buah dari penolakan mereka, Tuhan hendak membuka mata mereka agar menyadari kesalahan mereka. Ini adalah peringatan keras, sebuah kesempatan untuk melihat ke mana jalan mereka akan membawa mereka jika mereka terus bersikeras dalam pemberontakan mereka.
Meskipun kata-kata dalam Yehezkiel 20:25 terdengar keras, intinya adalah tentang keadilan dan kedaulatan Tuhan. Ini bukan tentang Tuhan yang menikmati penderitaan umat-Nya, melainkan tentang kebenaran-Nya yang konsekuen. Ayat ini mengingatkan kita akan pentingnya menaati hukum Tuhan, bukan sebagai beban, tetapi sebagai jalan menuju kehidupan yang sesungguhnya. Ketika kita memilih untuk mengikuti jalan Tuhan, kita menemukan hukum-Nya yang membebaskan dan memberkati, bukan yang menghukum dan membatasi. Pemahaman yang benar dari ayat ini mengundang kita untuk merenungkan pilihan kita dan mencari kehidupan dalam ketaatan kepada Pencipta kita.