Matius 21:40 - Ketika Tuan Kebun Datang

"Maka kata tuan kebun itu: Yang akan dilakukannya kepada orang-orang itu ialah, ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan menyerahkan kebun anggurnya kepada orang lain, yang akan mengusahakannya, yang akan menyerahkan hasilnya pada musimnya."

Konteks Perumpamaan

Ayat Matius 21:40 merupakan bagian akhir dari sebuah perumpamaan yang sangat kuat, yaitu perumpamaan tentang tuan kebun anggur. Perumpamaan ini diceritakan oleh Yesus sendiri sebagai respons terhadap pertukaran otoritas yang terjadi antara Dia dengan para pemimpin agama Yahudi saat itu. Yesus sedang berada di Bait Allah, dan pertanyaan mengenai dari mana datangnya kuasa-Nya diajukan oleh para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi. Sebagai jawaban, Yesus menceritakan perumpamaan ini, yang pada intinya adalah sebuah kritik tajam terhadap penolakan mereka terhadap-Nya, sang Mesias yang telah dijanjikan.

Dalam perumpamaan ini, seorang tuan kebun anggur menanam kebun anggurnya, memagarnya, menggali tempat pemerasan anggur, dan membangun menara jaga. Kemudian, ia menyewakan kebun itu kepada orang-orang penumbuh anggur dan pergi ke luar negeri. Ketika musim panen tiba, ia mengutus hamba-hambanya untuk mengambil hasil kebunnya dari para penumbuh anggur itu. Namun, alih-alih memberikan hasil yang seharusnya, para penumbuh anggur itu malah menganiaya, membunuh, dan bahkan memukuli hamba-hamba yang diutus tuannya.

Anggur Menara

Simbol visual dari kebun anggur, buah, dan menara jaga.

Makna dan Implikasi

Ayat Matius 21:40 adalah puncak dari cerita yang penuh dengan makna teologis dan historis. Ketika para pemimpin agama itu, yang merasa sebagai pewaris sah kebun anggur (bangsa Israel), menjawab bahwa tuan kebun akan membinasakan orang-orang jahat itu dan menyerahkan kebunnya kepada orang lain, mereka tanpa sadar menghakimi diri mereka sendiri. Jawaban mereka secara implisit mengakui keadilan tindakan tuan kebun tersebut.

Yesus kemudian menjelaskan bahwa "orang-orang lain" yang dimaksud adalah orang-orang dari segala bangsa yang akan percaya kepada-Nya. Ini merupakan nubuat tentang pengalihan Kerajaan Allah dari mereka yang menolak Mesias kepada mereka yang menerima-Nya. Kebun anggur, dalam konteks ini, melambangkan umat Allah, perjanjian, dan kesempatan keselamatan yang diberikan oleh Tuhan.

Pesan utama dari ayat ini adalah tentang akuntabilitas dan konsekuensi dari penolakan terhadap kehendak Tuhan. Para pemimpin agama saat itu, seperti penumbuh anggur dalam perumpamaan, telah menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka. Alih-alih menghasilkan buah keadilan dan kekudusan, mereka menghasilkan kejahatan dan penolakan terhadap utusan Allah. Konsekuensinya, mereka kehilangan hak istimewa yang mereka miliki, dan kesempatan itu akan diberikan kepada orang-orang yang mau menerima dan menghasilkan buah yang benar.

Bagi setiap orang, ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan memberikan tanggung jawab dan kesempatan kepada kita untuk mengelola karunia-Nya. Penting bagi kita untuk memastikan bahwa hidup kita menghasilkan buah yang berkenan kepada-Nya, bukan menolak atau menganiaya utusan-Nya. Penolakan terhadap kebenaran dan panggilan Tuhan akan selalu membawa konsekuensi, sementara kesetiaan dan penerimaan akan membawa kepada berkat dan penggenapan kehendak-Nya.