Yehezkiel 20:5

"Dan berbicaralah kepada mereka, demikian firman Tuhan ALLAH: ‘Beginilah firman Tuhan ALLAH: Pada hari Aku memilih Israel dan pada hari Aku mengangkat tangan-Ku dengan bersumpah kepada keturunan kaum Yakub, serta menyatakan diri kepada mereka di tanah Mesir, Aku mengangkat tangan-Ku dengan bersumpah kepada mereka, berkata: Akulah Tuhan, Allahmu.’"

Ayat Yehezkiel 20:5 merupakan sebuah pengingat yang kuat akan kesetiaan Allah yang tak tergoyahkan kepada umat-Nya. Dalam ayat ini, Tuhan berbicara kepada umat Israel, mengingatkan mereka tentang momen krusial ketika Ia memilih mereka, mengangkat tangan-Nya dengan bersumpah, dan menyatakan diri-Nya sebagai Allah mereka di tanah Mesir. Penggalan firman ini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan fondasi dari perjanjian yang mengikat antara Sang Pencipta dan ciptaan-Nya.

Memilih Israel sebagai umat pilihan-Nya bukanlah tindakan yang datang tanpa alasan. Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, menetapkan Israel untuk tujuan ilahi yang lebih besar. Pemilihan ini bukan berarti Israel lebih baik dari bangsa lain, melainkan bahwa mereka memiliki peran khusus dalam rencana keselamatan Allah. Melalui merekalah, Mesias yang dijanjikan akan datang, membawa terang bagi seluruh dunia. Sumpah yang diangkat Tuhan di tanah Mesir menegaskan keseriusan dan keteguhan janji-Nya. Ini adalah ikatan suci yang melampaui kesetiaan manusia.

Di tanah Mesir, umat Israel berada dalam perbudakan, tertekan dan terlupakan oleh dunia. Namun, justru di tengah keputusasaan itulah, Allah memilih untuk menyatakan diri-Nya. Ini menunjukkan bahwa Allah seringkali bertindak pada saat yang paling membutuhkan, di titik terendah umat-Nya. Pernyataan "Akulah Tuhan, Allahmu" adalah penegasan identitas ilahi Allah dan hubungan eksklusif yang Ia miliki dengan umat-Nya. Ini bukan sekadar gelar, melainkan pengakuan akan kekuasaan, kasih, dan otoritas-Nya atas mereka.

Ayat ini memiliki makna yang mendalam bagi kita di masa kini. Meskipun konteks historisnya adalah perjanjian Allah dengan Israel, prinsip kesetiaan dan pemilihan-Nya tetap relevan. Bagi orang percaya, pemilihan ini diperluas melalui Kristus Yesus. Melalui iman kepada-Nya, kita diangkat menjadi anak-anak Allah, ditebus oleh darah-Nya, dan dijadikan bagian dari umat-Nya yang baru. Janji Allah yang terucap di tanah Mesir bergema hingga kini, mengingatkan kita bahwa Ia adalah Allah yang sama, yang setia pada janji-Nya.

Dalam menghadapi tantangan hidup, pengingat akan kesetiaan Allah ini dapat menjadi sumber kekuatan dan penghiburan. Sejarah Israel dipenuhi dengan pasang surut, pemberontakan dan pemulihan. Namun, di setiap siklus, janji Allah tetap menjadi jangkar. Dengan memahami kedalaman kasih dan komitmen Allah yang terungkap dalam Yehezkiel 20:5, kita didorong untuk hidup dalam ketaatan, mengandalkan janji-Nya, dan mempercayai rencana-Nya yang sempurna, bahkan ketika jalan terasa sulit. Kesetiaan Allah adalah dasar yang kokoh bagi iman kita.

Jelajahi Lebih Lanjut tentang Janji Allah