"Sebab raja Babel berhenti di persimpangan jalan, di kepala dua jalan, untuk meramal; ia mengocok panah, ia bertanya kepada terafim, ia melihat hati lembu."
Ayat Yehezkiel 21:21 membawa kita pada sebuah gambaran yang kuat mengenai tindakan Raja Babel yang sedang bersiap untuk melancarkan sebuah serangan. Konteks historis dari ayat ini adalah invasi Nebukadnezar II, Raja Babel, ke Yudea. Yerusalem saat itu sedang dalam ancaman, dan Tuhan melalui nabi Yehezkiel mengungkapkan metode yang digunakan oleh raja penakluk ini untuk menentukan arah dan keberhasilan serangannya.
Raja Babel digambarkan berhenti di sebuah "persimpangan jalan" yang strategis. Lokasi ini memiliki makna simbolis yang mendalam, menunjukkan sebuah titik penentu, sebuah momen krusial di mana keputusan besar harus diambil. Di tempat inilah, raja melakukan serangkaian ritual peramalan kuno:
Semua ritual ini mencerminkan keyakinan bahwa nasib dan keberhasilan dapat diketahui melalui tanda-tanda ilahi atau supranatural. Namun, bagi bangsa Israel yang percaya pada satu Tuhan yang Mahakuasa, praktik-praktik ini adalah bentuk penyembahan berhala dan tindakan yang dilarang oleh hukum Tuhan.
Ayat ini bukan sekadar deskripsi ritual belaka. Di baliknya terdapat pesan teologis yang kuat. Raja Babel, dalam upayanya mencari petunjuk untuk invasi, secara tidak langsung sedang bertindak atas kehendak Tuhan, meskipun ia tidak menyadarinya. Tuhan menggunakan kekuatan Babel sebagai alat penghakiman-Nya terhadap dosa-dosa umat-Nya.
Penekanan pada "kepala dua jalan" juga menggarisbawahi dualitas pilihan dan konsekuensi. Raja Babel memilih satu jalan dari dua yang tersedia, dan pilihan itu akan membawa kehancuran bagi Yerusalem. Ini adalah peringatan bagi Yehuda bahwa mereka telah sampai pada titik kritis, di mana keputusan mereka (atau ketiadaan keputusan mereka untuk bertobat) akan membawa konsekuensi yang mengerikan.
Yehezkiel 21:21 mengingatkan kita bahwa Tuhan berdaulat atas segala sesuatu, bahkan atas tindakan bangsa-bangsa dan raja-raja yang tidak mengenal-Nya. Melalui nabi-Nya, Tuhan mengungkapkan rencana-Nya dan memberikan peringatan. Bagi kita hari ini, ayat ini bisa menjadi pengingat untuk mencari hikmat ilahi dalam setiap persimpangan jalan kehidupan kita, bukan melalui cara-cara yang menyesatkan, tetapi melalui doa, Firman Tuhan, dan tuntunan Roh Kudus. Memahami konteks ayat ini membantu kita melihat bagaimana kedaulatan Tuhan bekerja dalam sejarah, membawa penghakiman sekaligus kesempatan untuk pertobatan.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang Kitab Yehezkiel dan nubuatan-nubuatan lainnya.