"Dan Yosua bangun pagi-pagi, lalu imam-imam mengarak Tabut TUHAN."
Ayat Yosua 6:12 menandai permulaan strategi yang unik dan dramatis untuk menaklukkan kota Yerikho yang terkenal dengan temboknya yang kuat. Setelah bertahun-tahun mengembara di padang gurun, umat Israel akhirnya tiba di Tanah Perjanjian dan dihadapkan pada rintangan pertama yang tampak tak terlampaui. Perintah yang diberikan Tuhan kepada Yosua bukanlah tentang strategi militer konvensional seperti mengepung, membangun menara, atau menggunakan alat perusak. Sebaliknya, Tuhan memerintahkan sebuah proses yang membutuhkan ketaatan mutlak dan keyakinan penuh.
Perintah Tuhan sangat spesifik: selama enam hari, seluruh pasukan Israel, dipimpin oleh para imam yang membawa Tabut Perjanjian, harus mengelilingi kota Yerikho sekali sehari. Pada hari ketujuh, mereka harus mengelilingi kota itu tujuh kali, dan setelah itu para imam meniup sangkakala, lalu seluruh umat bersorak dengan nyaring. Tembok kota akan runtuh dengan sendirinya. Klausul "Dan Yosua bangun pagi-pagi..." menunjukkan betapa segera dan disiplinnya Yosua menindaklanjuti perintah ilahi tersebut. Ini adalah gambaran ketaatan yang tanpa ragu.
Proses mengelilingi kota secara berulang-ulang mungkin tampak membingungkan dan melelahkan bagi para prajurit Israel. Tanpa pertempuran langsung, tanpa tindakan agresif, hanya berjalan dalam formasi yang ditentukan. Namun, di balik setiap langkah tersebut tersembunyi pengakuan atas kedaulatan Tuhan. Tabut Perjanjian, yang melambangkan kehadiran Tuhan di tengah umat-Nya, dibawa di depan. Ini menegaskan bahwa kemenangan bukan berasal dari kekuatan manusia, melainkan dari kuasa Tuhan yang mereka wakili. Peristiwa ini adalah pelajaran iman yang mendalam bagi bangsa Israel, yang baru saja memasuki tanah yang dijanjikan.
Yosua 6:12 mengingatkan kita bahwa terkadang, jalan keluar dari situasi yang sulit tidak selalu melalui cara-cara yang kita anggap logis atau kuat secara fisik. Ketaatan pada perintah Tuhan, bahkan ketika perintah itu tampak aneh atau tidak masuk akal bagi akal manusia, adalah kunci untuk melihat manifestasi kuasa-Nya. Keberanian untuk melangkah sesuai dengan arahan ilahi, tanpa mempertanyakan atau mencari jalan pintas, adalah inti dari iman yang teguh. Kisah Yosua dan jatuhnya tembok Yerikho terus menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk mempercayai bahwa dengan Tuhan, hal-hal yang mustahil bisa menjadi kenyataan.
Strategi ini bukan hanya tentang penaklukan fisik, tetapi juga tentang pembentukan karakter bangsa Israel. Mereka diajar untuk mengandalkan Tuhan, bukan pada persenjataan atau strategi perang mereka. Yosua 6:12 adalah awal dari sebuah mukjizat yang akan membuktikan bahwa kekuasaan Tuhan jauh melampaui tembok yang paling kokoh sekalipun. Dengan mengikuti perintah-Nya secara persis, Israel menunjukkan bahwa mereka adalah umat yang taat, dan sebagai hasilnya, mereka akan melihat tangan Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan mereka.