Representasi visual dari gambaran yang menggoda tetapi menyesatkan.
Ayat Yehezkiel 23:14 mengacu pada visualisasi yang dilihat oleh Oholiba, yang melambangkan Yehuda dan Yerusalem. Gambaran orang Kasdim yang digambar pada dinding dengan tanah liat merah, pada dasarnya adalah penggambaran yang dibuat-buat untuk merangsang nafsu dan minat. Ini bukan sekadar dekorasi dinding, melainkan representasi visual yang membangkitkan keinginan dan imajinasi yang membawa pada kebejatan.
Tanah liat merah yang digunakan untuk menggambar bisa diartikan sebagai sesuatu yang mendasar namun juga digunakan untuk membuat tampilan yang menarik, menyembunyikan kekosongan atau kebobrokan di baliknya. Di era modern, penggambaran ini dapat dianalogikan dengan berbagai bentuk hiburan yang provokatif, iklan yang memanipulasi keinginan, atau narasi palsu yang disajikan secara menarik untuk memanipulasi opini publik. Yehezkiel menggunakan metafora ini untuk menunjukkan bagaimana bangsa Israel, khususnya kaum wanita, terjerumus ke dalam penyembahan berhala dan praktik-praktik yang tidak kudus karena tergoda oleh gambaran yang dianggap memikat.
Dalam konteks teologis, gambaran pada dinding melambangkan godaan duniawi yang seringkali tampak menarik di permukaan. Keinginan untuk "bertambah-tambahlah kemesumannya" menunjukkan bagaimana sekali seseorang mulai mengikuti jalan yang salah, godaan tersebut akan semakin kuat dan sulit untuk dihindari. Ini adalah spiral ke bawah yang semakin dalam. Orang Kasdim (Babilonia) pada masa itu dikenal dengan kekuatannya dan pengaruh budayanya, yang tampaknya sangat menarik bagi bangsa Israel yang seringkali mencari perlindungan atau kemitraan dengan kekuatan asing, bahkan jika itu berarti mengorbankan kesetiaan kepada Tuhan.
Yehezkiel menyoroti bagaimana bangsa Israel telah mengabaikan perjanjian mereka dengan Tuhan demi mengikuti keinginan daging dan kemegahan duniawi. Mereka melihat gambaran tersebut dan terangsang untuk meniru atau mengasosiasikan diri dengan mereka, yang pada akhirnya membawa kehancuran. Ini adalah peringatan keras tentang bahaya tergoda oleh hal-hal yang sementara dan duniawi, yang mengalihkan perhatian dari hal-hal yang kekal dan rohani. Kebohongan yang dibungkus keindahan, atau janji-janji palsu yang disajikan dengan gaya yang menarik, dapat menjadi jebakan yang mematikan bagi spiritualitas seseorang dan integritas masyarakat.
Ayat Yehezkiel 23:14 masih sangat relevan di era digital ini. Kita terus-menerus dibombardir dengan berbagai macam gambar, konten, dan narasi yang dirancang untuk menarik perhatian dan membangkitkan keinginan kita. Media sosial, iklan, dan hiburan seringkali menyajikan citra-citra yang idealis atau provokatif yang bisa membuat kita merasa tidak puas dengan kehidupan kita sendiri, atau bahkan mendorong kita untuk mencari kepuasan dalam hal-hal yang dangkal dan sementara.
Penting bagi kita untuk belajar membedakan antara apa yang benar-benar bernilai dan apa yang hanya sekadar ilusi yang menggoda. Seperti bangsa Israel pada masa itu, kita juga perlu waspada terhadap godaan yang datang dalam bentuk yang menarik. Kebijaksanaan adalah kunci untuk menavigasi dunia yang penuh dengan gambaran-gambaran yang bisa menyesatkan. Kita perlu mengasah kemampuan untuk menguji segala sesuatu, dan tetap berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan kekudusan yang kekal, agar tidak "bertambah-tambahlah kemesumannya" dalam mengejar kesenangan duniawi yang pada akhirnya akan membawa kehampaan.