"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH: Sesungguhnya, Aku akan menyerahkan engkau ke tangan orang-orang yang kau benci, ke tangan orang-orang yang daripadanya engkau merasa jijik."
Ayat Yehezkiel 23:28 merupakan bagian dari nubuat yang panjang dan kuat mengenai hukuman ilahi terhadap bangsa Israel, khususnya dua kerajaan utara (Samaria) dan selatan (Yerusalem), yang sering diibaratkan sebagai dua saudara perempuan bernama Oholah dan Oholibah. Kedua kerajaan ini telah menyimpang dari jalan Tuhan, bersundal secara rohani dengan menyembah berhala dan menjalin persekutuan yang tidak kudus dengan bangsa-bangsa asing.
Dalam konteks pasal 23, Allah melalui Nabi Yehezkiel menyampaikan murka-Nya atas ketidaksetiaan dan kebejatan umat-Nya. Ayat ini secara spesifik menyoroti penghakiman yang akan datang atas Oholibah (Yerusalem), yang digambarkan telah lebih parah lagi dalam kesesatannya dibandingkan kakaknya, Oholah. Frasa "menyerahkan engkau ke tangan orang-orang yang kau benci, ke tangan orang-orang yang daripadanya engkau merasa jijik" menunjukkan bahwa hukuman yang akan datang akan datang dari musuh-musuh yang selama ini mereka takuti atau pandang rendah, namun kini akan menjadi alat penghakiman Allah. Ini adalah ironi pahit yang mencerminkan konsekuensi dari pilihan mereka sendiri.
Yehezkiel 23:28, bersama dengan seluruh pasal 23, adalah pengingat yang kuat tentang keseriusan dosa di mata Tuhan. Ketidaksetiaan rohani, yang sering kali dimulai dengan hal-hal kecil seperti rasa ingin tahu atau kompromi dengan dunia, dapat dengan cepat mengarah pada keterikatan yang mendalam dan kehancuran. Allah adalah Allah yang kudus dan adil, dan meskipun Dia penuh kasih dan pengampunan bagi mereka yang bertobat, Dia juga harus menghakimi dosa.
Pesan ini tidak hanya relevan bagi bangsa Israel kuno, tetapi juga bagi umat Tuhan di segala zaman. Kita dipanggil untuk menjaga kemurnian iman kita, menjauhi segala bentuk penyembahan berhala modern (baik itu materi, kekuasaan, atau ego), dan menolak kompromi yang dapat mengasingkan kita dari hadirat-Nya. Ayat ini juga berbicara tentang kedaulatan Allah; bahkan dalam penghakiman-Nya, Dia menggunakan kekuatan yang ada untuk menegakkan keadilan-Nya. Ini adalah pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga hubungan yang teguh dan setia dengan Sang Pencipta.
Meskipun pasal ini didominasi oleh narasi penghukuman, penting untuk diingat bahwa kitab Yehezkiel secara keseluruhan juga membawa pesan pengharapan dan pemulihan. Hukuman sering kali berfungsi sebagai disiplin ilahi untuk membawa umat kembali kepada-Nya. Bagi mereka yang mau mendengarkan dan bertobat, ada janji pemulihan dan masa depan yang penuh berkat. Yehezkiel 23:28, meskipun keras, adalah bagian dari gambaran yang lebih besar tentang rencana Allah untuk akhirnya membawa umat-Nya kembali kepada ketaatan dan kemuliaan.