Peringatan Kebenaran

Simbol peringatan ilahi dan kebenaran.

Yehezkiel 23:32

"Engkau akan dihukum setimpal dengan perbuatan-perbuatanmu yang keji, dan ketidaksenonohanmu akan ditanggungkan atasmu; demikianlah firman Tuhan ALLAH."

Konteks dan Makna Penting

Ayat Yehezkiel 23:32 merupakan bagian dari nubuat Allah yang keras ditujukan kepada bangsa Israel, khususnya mengenai dosa-dosa besar mereka, yaitu ketidaksetiaan dan penyembahan berhala. Dalam pasal ini, Allah menggunakan alegori tentang dua orang perempuan bersaudara, Oholah (melambangkan Samaria, utara) dan Oholibah (melambangkan Yerusalem, selatan), untuk menggambarkan kebejatan moral dan spiritual umat-Nya. Mereka dibandingkan dengan perempuan sundal yang mencari pelarian pada bangsa-bangsa asing, terutama Mesir dan Asyur, untuk mencari perlindungan dan kesenangan, bukan kepada Allah.

Pesan dalam Yehezkiel 23:32 sangat lugas dan tegas. Allah menyatakan bahwa hukuman yang akan menimpa mereka bukanlah hukuman sembarangan, melainkan "setimpal dengan perbuatan-perbuatanmu yang keji." Ini menekankan prinsip keadilan ilahi. Setiap tindakan dosa, setiap kesesatan moral dan spiritual, akan memiliki konsekuensi yang setimpal. Allah tidak menutup mata terhadap dosa umat-Nya. Keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban atas semua pelanggaran.

Keadilan Ilahi yang Tegas

Frasa "ketidaksenonohanmu akan ditanggungkan atasmu" memperjelas bahwa dosa-dosa yang mereka lakukan akan menjadi beban dan sumber penderitaan mereka sendiri. Mereka akan merasakan secara langsung akibat dari pilihan-pilihan mereka yang menjauhkan diri dari jalan Tuhan. Ini bukan sekadar penghukuman eksternal, tetapi juga internal, di mana kehinaan dan kekacauan akibat dosa akan merasuk ke dalam kehidupan mereka.

Nubuat ini disampaikan oleh Nabi Yehezkiel di masa pembuangan Babel. Bangsa Yehuda (Oholibah) saat itu sedang menyaksikan kehancuran dan penderitaan yang dialami oleh Kerajaan Israel Utara (Oholah). Melalui Yehezkiel, Allah mengingatkan bahwa jika mereka tidak bertobat dan terus mengikuti jejak nenek moyang mereka yang berdosa, mereka pun akan menghadapi hukuman yang sama parahnya. Pesan ini merupakan panggilan untuk introspeksi diri dan pertobatan yang tulus.

Relevansi untuk Masa Kini

Meskipun ayat ini berasal dari konteks sejarah Israel kuno, prinsip keadilan ilahi yang diungkapkannya tetap relevan bagi setiap orang. Allah adalah Allah yang kudus dan adil. Dosa selalu memiliki konsekuensi. Ayat ini mengajarkan bahwa perbuatan kita, baik yang baik maupun yang buruk, akan dipertanggungjawabkan. Ketidaksenonohan moral dan spiritual, penyimpangan dari ajaran Tuhan, atau mengandalkan kekuatan duniawi daripada Sang Pencipta, pada akhirnya akan mendatangkan penderitaan.

Namun, di balik peringatan keras ini, selalu ada tawaran pengampunan dan pemulihan bagi mereka yang mau berbalik kepada Allah. Pesan Yehezkiel, meskipun keras, juga mengandung harapan bagi mereka yang memiliki hati yang menyesal. Kejatuhan Israel menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kesetiaan kepada Tuhan dan bahayanya berpaling dari-Nya. Yehezkiel 23:32 mengingatkan kita untuk hidup dalam kekudusan, kebenaran, dan kesetiaan kepada Allah, agar kita tidak menanggung akibat dari perbuatan kita yang menjauh dari kehendak-Nya.