Yehezkiel 23:34

"Engkau akan minum anggur yang bercampur itu, yang pahit dan memusingkan, dari cawan murka-Ku."

📖

Ayat Yehezkiel 23:34 ini merupakan bagian dari peringatan keras yang disampaikan Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel, khususnya kepada Samaria dan Yehuda, yang digambarkan sebagai dua saudari bernama Ohola dan Oholiba. Ayat ini muncul dalam konteks pengingkaran mereka terhadap perjanjian dengan Tuhan, kesetiaan yang goyah, dan perzinahan spiritual yang mereka lakukan dengan bangsa-bangsa lain serta berhala-berhala mereka. Penggambaran ini bukanlah sekadar metafora, melainkan representasi mendalam dari konsekuensi dosa dan ketidaksetiaan terhadap Allah.

Makna Mendalam di Balik Ayat

Kata "anggur yang bercampur itu" merujuk pada minuman yang disiapkan untuk orang-orang yang berdosa. Ini bukan minuman kegembiraan atau perayaan, melainkan minuman yang melambangkan hukuman ilahi. "Pahit" dan "memusingkan" menggambarkan rasa sakit, kesengsaraan, dan kebingungan yang akan dialami oleh mereka yang berpaling dari Tuhan. Ini adalah gambaran yang sangat kuat tentang konsekuensi dari tindakan ketidaksetiaan dan pemberontakan terhadap otoritas Allah.

Yehezkiel sering menggunakan bahasa yang gamblang dan terkadang mengejutkan untuk menyampaikan pesan Tuhan. Dalam konteks ini, gambaran "cawan murka-Ku" mengacu pada penghakiman yang pasti akan datang. Cawan ini penuh dengan murka Tuhan yang tidak bisa dihindari oleh mereka yang terus menerus menolak jalan-Nya. Murka Tuhan bukanlah amarah yang sembarangan, melainkan respons yang adil terhadap dosa dan ketidaktaatan yang berulang-ulang.

Pesan dalam Yehezkiel 23:34 bukanlah semata-mata tentang hukuman, tetapi juga berfungsi sebagai peringatan yang sangat serius. Ini mengingatkan kita tentang keseriusan dosa di mata Tuhan dan pentingnya menjaga kesetiaan spiritual. Bagi bangsa Israel pada masa itu, ayat ini menjadi ramalan yang tergenapi dalam kehancuran Yerusalem dan pembuangan ke Babel. Namun, maknanya melampaui zaman itu. Ia berbicara kepada setiap generasi tentang pentingnya ketaatan, penyesalan, dan pemulihan hubungan dengan Pencipta.

Dalam nuansa warna yang sejuk dan cerah yang kita lihat di sini, kita dapat merenungkan bagaimana bahkan dalam peringatan yang keras sekalipun, ada harapan akan pemulihan bagi mereka yang mau bertobat. Warna-warna cerah bisa menjadi pengingat bahwa terang Tuhan selalu ada, bahkan di tengah kegelapan dosa. Pemahaman yang mendalam terhadap ayat ini mendorong kita untuk terus memeriksa hati kita, menjauhi segala bentuk "perzinahan spiritual" – entah itu kecintaan berlebihan pada dunia, kesombongan, atau penyembahan berhala modern – dan senantiasa berjalan dalam ketaatan kepada Allah.