Yehezkiel 23:35

"Beginilah firman Tuhan ALLAH: "Karena engkau telah melupakan Aku dan membuang Aku ke belakangmu, maka sekarang engkau pun akan menanggung aib kelakuanmu dan sundalmu."

Konteks dan Makna Mendalam

Ayat Yehezkiel 23:35 merupakan bagian dari perikop yang panjang dan kuat di dalam Kitab Yehezkiel, yang menyoroti murka Allah terhadap dosa-dosa bangsa Israel, khususnya utara (Samaria) dan selatan (Yerusalem). Dalam pasal ini, Yehezkiel menggunakan alegori dua saudara perempuan, Oholah (Samaria) dan Oholibah (Yerusalem), untuk menggambarkan penyembahan berhala, hubungan ilegal dengan bangsa-bangsa asing, dan penolakan mereka terhadap hukum-hukum Allah.

Firman Tuhan yang disampaikan melalui Yehezkiel menekankan konsekuensi dari "melupakan Allah" dan "membuang Dia ke belakang." Ini bukan sekadar tindakan lupa biasa, melainkan sebuah penolakan aktif terhadap kedaulatan, kebaikan, dan perjanjian Allah. Bangsa Israel, yang seharusnya menjadi umat perjanjian yang setia kepada TUHAN, malah memilih untuk menyembah dewa-dewa asing dan mencari perlindungan serta kesenangan pada bangsa-bangsa lain. Perbuatan ini disamakan dengan perilaku seorang pelacur yang tidak setia pada pasangannya, yang membawa aib dan kehinaan.

Implikasi dari ayat ini sangat serius. Murka Allah bukanlah sekadar emosi, melainkan reaksi yang adil terhadap ketidaksetiaan dan pemberontakan. Hukuman yang datang bukanlah tanpa sebab, melainkan sebagai konsekuensi langsung dari pilihan-pilihan mereka. "Menanggung aib kelakuanmu dan sundalmu" merujuk pada penghinaan publik, penderitaan, dan kehancuran yang akan mereka alami sebagai akibat dari dosa-dosa mereka. Keduanya, Samaria (kerajaan utara) dan Yerusalem (kerajaan selatan), akan menghadapi nasib yang mengerikan – penaklukan, pembuangan, dan kehancuran.

Pesan ini memiliki relevansi abadi. Bagi individu maupun komunitas, melupakan Allah dan mengabaikan firman-Nya selalu membawa konsekuensi. Dalam dunia modern, "penyembahan berhala" bisa berwujud keserakahan, ambisi yang tidak sehat, ketagihan teknologi, atau ketergantungan pada materi. Ketika kita memprioritaskan hal-hal duniawi di atas hubungan kita dengan Sang Pencipta, kita berisiko mengulangi kesalahan sejarah bangsa Israel.

Yehezkiel 23:35 mengingatkan kita akan kesucian Allah dan pentingnya kesetiaan dalam hubungan kita dengan-Nya. Ini juga menjadi panggilan untuk bertobat dan kembali kepada-Nya sebelum terlambat. Kesadaran akan konsekuensi dosa seharusnya mendorong kita untuk hidup dalam ketaatan dan iman, menghargai anugerah keselamatan yang telah diberikan dan tidak pernah membuang Allah ke belakang kita.

Ilustrasi Peringatan Kejatuhan Kota
Ilustrasi simbolis menggambarkan reruntuhan kota dan bendera yang terkoyak, menandakan kehancuran dan kekalahan akibat ketidaksetiaan.