Yehezkiel 23:43

"Dan Aku berfirman tentangnya: Demikianlah orang akan berbuat kepada perempuan sundal itu, seperti orang berbuat kepada perempuan yang berzina, kepada perempuan yang menumpahkan darah, karena mereka adalah sundal dan penumpah darah."

Yehezkiel 23:43

Ayat Yehezkiel 23:43 ini merupakan bagian dari nubuatan besar yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel kepada bangsa Israel. Teks ini seringkali terasa sulit dicerna karena menggunakan bahasa kiasan yang kuat untuk menggambarkan dosa dan konsekuensinya. Inti dari ayat ini adalah sebuah peringatan keras mengenai akibat dari kesetiaan yang beralih, penyembahan berhala, dan gaya hidup yang menyimpang dari jalan Tuhan.

Dalam konteks pasal 23, Yehezkiel menggunakan perumpamaan dua saudara perempuan, Oholah (Samaria) dan Oholibah (Yerusalem), untuk melambangkan dua kerajaan Israel dan Yehuda. Keduanya digambarkan telah melakukan perzinahan spiritual dan moral. Mereka berpaling dari Tuhan dan mencari perlindungan serta kesenangan dalam hubungan dengan bangsa-bangsa asing dan dewa-dewa mereka. Perilaku ini, yang dianggap sebagai "persundalan" dalam bahasa Alkitab, merujuk pada ketidaksetiaan mereka kepada perjanjian yang telah mereka buat dengan Allah.

Ayat 43 secara spesifik berbicara tentang penghakiman yang akan menimpa mereka. Tuhan berfirman bahwa mereka akan diperlakukan "seperti orang berbuat kepada perempuan yang berzina, kepada perempuan yang menumpahkan darah." Ungkapan ini menunjukkan bahwa hukuman yang akan datang akan setimpal dengan dosa-dosa mereka. Tindakan penumpahan darah bisa merujuk pada kekejaman, peperangan, atau bahkan pembunuhan yang mereka lakukan akibat kesetiaan mereka yang beralih. Konsekuensinya adalah kehancuran, penawanan, dan malapetaka yang menimpa mereka sebagai akibat langsung dari pilihan-pilihan mereka.

Meskipun ayat ini terdengar suram, penting untuk melihatnya dalam perspektif yang lebih luas dari kitab Yehezkiel. Nubuatan ini tidak hanya berisi tentang penghakiman, tetapi juga janji tentang pemulihan. Tuhan menghukum dosa agar umat-Nya dapat kembali kepada-Nya. Melalui penghakiman yang keras ini, Tuhan berupaya untuk membersihkan dan memurnikan umat-Nya, agar mereka pada akhirnya dapat mengenali kesalahan mereka dan kembali kepada kesetiaan kepada-Nya.

Yehezkiel 23:43 mengingatkan kita akan keseriusan dosa di mata Tuhan. Kesetiaan dan ketaatan adalah kunci hubungan yang sehat dengan Sang Pencipta. Ketika kita mengabaikan panggilan-Nya dan berpaling kepada hal-hal duniawi atau menyembah berhala modern seperti keserakahan, kesombongan, atau kenikmatan sesaat, kita juga berisiko mengalami konsekuensi yang sama. Namun, cerita ini juga menawarkan harapan. Tuhan itu adil, dan meskipun Ia menghukum dosa, kasih setia-Nya selalu tersedia bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada-Nya. Janji pemulihan ini menjadi fokus utama dalam seluruh Kitab Suci, menunjukkan bahwa Tuhan selalu memiliki rencana penebusan bagi umat manusia.