Yehezkiel 25:11

"Aku akan melakukan pembalasan terhadap Edom, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN."

Simbol Pembalasan dan Keadilan Ilahi Keadilan

Ayat Yehezkiel 25:11 merupakan bagian dari nubuat yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel, yang seringkali berisi penghukuman terhadap bangsa-bangsa yang menindas umat Allah. Dalam konteks ini, ayat tersebut secara spesifik menunjuk kepada bangsa Edom. Bangsa Edom adalah keturunan Esau, saudara Yakub (nenek moyang bangsa Israel), dan sejarah hubungan antara kedua bangsa ini seringkali diwarnai oleh permusuhan dan kebencian. Umat Allah, yaitu bangsa Israel, telah mengalami penderitaan yang mendalam akibat perlakuan bangsa-bangsa di sekitar mereka, termasuk Edom, terutama pada masa-masa sulit seperti saat pembuangan ke Babel.

Pesan dalam Yehezkiel 25:11 sangat tegas: Tuhan menyatakan akan melakukan "pembalasan" terhadap Edom. Ini bukan sekadar tindakan balas dendam yang bersifat pribadi atau emosional, melainkan sebuah pernyataan kedaulatan ilahi. Tuhan adalah hakim yang adil, dan Dia akan menegakkan kebenaran serta keadilan atas perbuatan keji yang telah dilakukan. Frasa "mereka akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN" menekankan tujuan dari pembalasan ilahi ini, yaitu untuk menunjukkan kekuasaan dan otoritas Tuhan kepada bangsa-bangsa, khususnya Edom, serta kepada umat-Nya sendiri. Pengetahuan ini bukan sekadar intelektual, melainkan pengenalan yang mendalam akan sifat dan karakter Tuhan sebagai pembalas yang setia dan adil.

Kebencian yang mendalam terhadap umat Tuhan telah menjadi ciri khas bangsa Edom. Mereka tidak hanya berdiam diri saat bangsa lain menindas Israel, tetapi seringkali turut serta dalam penindasan tersebut. Dalam peristiwa kejatuhan Yerusalem, bangsa Edom dilaporkan bersukacita melihat kehancuran kota suci dan bahkan turut mengambil keuntungan dari malapetaka itu. Tindakan ini adalah puncak dari permusuhan yang telah lama terpendam, yang berakar pada persaingan dan ketegangan historis antara keturunan Esau dan Yakub. Oleh karena itu, penghukuman yang dijanjikan oleh Tuhan adalah respons yang adil terhadap ketidakadilan dan kekejaman yang telah mereka lakukan.

Pembalasan Tuhan terhadap Edom harus dipahami dalam kerangka perjanjian-Nya dengan Israel. Tuhan berjanji untuk melindungi dan membela umat-Nya, dan ketika umat-Nya diperlakukan dengan zalim, Tuhan akan bertindak. Janji ini memberikan pengharapan bagi orang Israel yang tertindas, bahwa keadilan pada akhirnya akan ditegakkan. Meskipun pembalasan ini terdengar keras, ia mencerminkan kesucian dan keadilan Tuhan. Tuhan tidak dapat membiarkan kejahatan merajalela tanpa konsekuensi. Melalui tindakan pembalasan ini, Tuhan juga ingin mengajarkan kepada semua bangsa bahwa ada satu Tuhan yang berkuasa atas segala sesuatu, dan Dia akan meminta pertanggungjawaban atas setiap tindakan.

Lebih jauh lagi, ayat ini dapat dilihat sebagai pengingat bahwa setiap perbuatan akan ada akibatnya. Kebencian dan tindakan permusuhan, sekecil apapun, tidak luput dari perhatian Tuhan. Dan sebaliknya, kesetiaan dan kebenaran akan dihargai. Yehezkiel 25:11 mengingatkan kita akan sifat Tuhan yang kudus dan adil, yang tidak akan mentolerir kejahatan untuk selamanya. Pembalasan Tuhan adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar untuk memulihkan tatanan yang adil di dunia. Ini juga menjadi pesan bagi setiap individu untuk merefleksikan sikap dan perlakuan kita terhadap sesama, karena di hadapan Tuhan, keadilan adalah prioritas.