Yehezkiel 29:5

"Aku akan meletakkan kail di rahangmu dan membuat ikan-ikan di sungaimu melekat pada sisikmu; dan Aku akan mengangkat engkau keluar dari tengah-tengah sungaimu, bersama semua ikan di sungai-sungaimu yang melekat pada sisikmu."
Kekuasaan Ilahi atas Mesir

Firman Tuhan yang disampaikan melalui nabi Yehezkiel dalam Yehezkiel 29:5 memberikan gambaran yang kuat dan lugas mengenai kehancuran yang akan menimpa Mesir. Ayat ini bukan sekadar ramalan historis, melainkan sebuah pernyataan tentang kedaulatan mutlak Allah atas segala bangsa, termasuk kekuatan dunia yang paling angkuh. Gambaran kail di rahang dan ikan yang melekat pada sisik adalah metafora yang sangat efektif untuk menunjukkan betapa tanpa daya dan terperangkapnya Mesir di hadapan murka ilahi.

Mesir pada masa itu merupakan salah satu kekuatan adidaya di Timur Dekat, dikenal dengan kekayaan, peradaban kuno, dan tentaranya yang tangguh. Mereka sering kali menjadi sumber harapan atau ancaman bagi bangsa-bangsa di sekitarnya, termasuk Israel. Namun, melalui nabi Yehezkiel, Allah menunjukkan bahwa kekuatan Mesir hanyalah ilusi di hadapan kuasa-Nya. Penggunaan kail dan ikan menyiratkan bahwa Mesir akan ditarik keluar dari "sungainya" – yaitu Nil, sumber kehidupan dan simbol kekuatannya – dan akan terjerat dalam kehancuran total.

Pesan dalam Yehezkiel 29:5 ini memiliki makna teologis yang mendalam. Ini menegaskan bahwa tidak ada kekuatan manusia, betapapun besar atau berpengaruhnya, yang dapat bertahan atau menentang kehendak Allah. Pemujaan berhala, kesombongan, dan ketergantungan pada kekuatan duniawi hanya akan membawa kehancuran. Allah adalah pemegang kendali tertinggi atas sejarah dan nasib setiap bangsa. Ia dapat mengangkat dan menjatuhkan, membangun dan menghancurkan, sesuai dengan rencana-Nya yang sempurna.

Dalam konteks sejarah, nubuat ini akhirnya tergenapi. Bangsa Babel di bawah Nebukadnezar, yang diutus Allah, akhirnya menaklukkan Mesir. Penyerbuan ini menjadi pukulan telak bagi keangkuhan Mesir dan melemahkan pengaruhnya di kawasan tersebut untuk waktu yang lama. Ayat ini mengingatkan kita bahwa bahkan kerajaan yang paling megah pun tidak kebal terhadap penghakiman ilahi ketika mereka menyombongkan diri dan berpaling dari Tuhan.

Lebih dari sekadar ramalan tentang Mesir kuno, pesan ini relevan bagi kita hingga kini. Keangkuhan, penyembahan berhala modern dalam bentuk materialisme atau kekuasaan, dan penolakan terhadap kedaulatan Tuhan senantiasa berujung pada kehancuran. Sebaliknya, kerendahan hati, pengakuan akan kebesaran Tuhan, dan ketaatan pada firman-Nya adalah fondasi yang kokoh bagi keberadaan yang bermakna dan berkesudahan.

Ayat Yehezkiel 29:5 adalah pengingat akan kekuatan tak terbatas Tuhan dan kehampaan segala kekuatan yang menentang-Nya. Ia adalah gambaran kuat tentang keadilan ilahi dan pentingnya mengakui Allah sebagai penguasa tertinggi atas segala ciptaan.