"Dan Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, pergilah, datanglah kepada kaummu dan sampaikanlah kepada mereka firman-Ku ini."
Ayat Yehezkiel 3:4 ini merupakan titik tolak penting dalam penugasan nabi Yehezkiel. Tuhan memanggilnya, bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk menyampaikan pesan ilahi kepada umat-Nya. Perintah ini sangat jelas: "Hai anak manusia, pergilah, datanglah kepada kaummu dan sampaikanlah kepada mereka firman-Ku ini." Kata "anak manusia" (ben Adam) menekankan kemanusiaan Yehezkiel, sementara penugasan ilahi mengingatkan kita bahwa ia bertindak sebagai utusan Tuhan.
Pesan yang harus disampaikan adalah "firman-Ku ini." Ini bukan sekadar perkataan biasa, melainkan wahyu dari Yang Maha Kuasa, pesan yang memiliki otoritas dan tujuan ilahi. Bagi Yehezkiel, tugas ini pasti sangat berat. Ia akan berbicara kepada umat Israel yang pada saat itu sedang berada dalam kondisi spiritual dan fisik yang sulit, banyak di antara mereka yang memberontak dan terbuang. Menjadi nabi, terutama di masa-masa penuh tantangan, bukanlah pekerjaan yang mudah.
Tuhan memerintahkan Yehezkiel untuk "pergilah" dan "datanglah kepada kaummu." Ini menunjukkan bahwa tugas kenabian tidak bisa dilakukan dari kejauhan atau secara pasif. Diperlukan keberanian untuk mendekati orang-orang, bahkan ketika mereka mungkin tidak siap menerima pesan yang dibawa. Perintah ini mengingatkan kita bahwa firman Tuhan tidak hanya untuk dibaca atau dipelajari secara pribadi, tetapi juga untuk dibagikan dan dihidupi dalam komunitas.
Perintah ini juga mengandung makna universal. Meskipun ditujukan kepada Yehezkiel dan umat Israel pada zamannya, pesan mendasar tentang penyampaian firman Tuhan berlaku bagi setiap orang percaya. Kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih dan kebenaran Tuhan di dunia ini. Ini bisa berarti berbicara tentang iman kepada keluarga, berbagi kesaksian dengan teman, atau bahkan bertindak dengan kasih dalam pelayanan kepada sesama.
Tanggung jawab yang diberikan kepada Yehezkiel bukanlah sesuatu yang ringan. Ia harus menjadi suara Tuhan di tengah kebisuan atau pemberontakan umat-Nya. Namun, kekuatan dan keberanian untuk melaksanakan tugas ini datang dari Tuhan sendiri. Sama seperti Yehezkiel, kita juga dapat mengandalkan kekuatan ilahi untuk memberitakan kebenaran dan kasih-Nya, meskipun menghadapi tantangan.
Memahami Yehezkiel 3:4 memberikan perspektif yang berharga tentang pentingnya mendengarkan dan menyampaikan firman Tuhan. Ini adalah panggilan untuk bertindak, untuk tidak berdiam diri, tetapi untuk membawa cahaya dan kebenaran ilahi kepada orang-orang di sekitar kita. Tugas ini, meski terkadang berat, adalah kehormatan besar yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya untuk menjadi agen perubahan dan harapan.